Sinata.id – Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, dikenal sebagai “the silent killer” karena kerap hadir tanpa disertai gejala jelas. Namun, pada kondisi tertentu, hipertensi bisa menimbulkan keluhan yang mengganggu, terutama ketika tekanan darah melonjak secara tiba-tiba atau tidak terkendali. Fenomena ini sering disebut masyarakat sebagai “darah tinggi kumat”.
Meskipun istilah tersebut populer dalam percakapan sehari-hari, secara medis kondisi ini merujuk pada episode peningkatan tekanan darah yang melampaui batas normal, sehingga tubuh memberi sinyal berupa gejala fisik maupun psikis. Mengenali tanda-tanda darah tinggi kambuh sangat penting agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat, sekaligus mencegah komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, atau gagal ginjal.
Berikut uraian mengenai ciri-ciri darah tinggi kumat, faktor pemicunya, dampaknya terhadap kesehatan, hingga strategi pencegahan yang bisa dilakukan, dirangkum Sinata.id pada Selasa (2/9/2025), dari berbagai sumber..
Memahami Tekanan Darah dan Batas Normal
Sebelum membahas lebih jauh tentang ciri darah tinggi kumat, penting memahami terlebih dahulu apa itu tekanan darah. Tekanan darah adalah gaya dorong darah terhadap dinding arteri saat jantung memompa. Angka ini diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) dengan dua komponen:
-
Tekanan sistolik – angka atas, menunjukkan tekanan ketika jantung memompa darah.
-
Tekanan diastolik – angka bawah, menggambarkan tekanan saat jantung beristirahat di antara dua denyutan.
Batas tekanan darah normal umumnya berada di bawah 120/80 mmHg. Sementara itu, hipertensi ditetapkan apabila tekanan darah konsisten mencapai 140/90 mmHg atau lebih, berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun sejumlah pedoman medis internasional.
Mengapa Hipertensi Disebut “Pembunuh Senyap”?
Julukan silent killer disematkan karena hipertensi sering tidak menunjukkan gejala yang khas. Banyak penderita baru menyadari dirinya mengidap tekanan darah tinggi setelah mengalami komplikasi, misalnya stroke atau gangguan jantung. Namun demikian, ketika tekanan darah melonjak secara signifikan, tubuh mulai memberikan tanda-tanda peringatan.
Inilah yang oleh masyarakat disebut “kumatan”. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, sebab bisa menjadi pertanda hipertensi memasuki fase berbahaya, seperti hipertensi krisis.
Ciri-Ciri Darah Tinggi Kumat
Meskipun tidak selalu sama pada setiap individu, terdapat sejumlah keluhan yang umum muncul saat tekanan darah meningkat tajam. Berikut penjelasan detailnya:
1. Sakit Kepala Berat
Gejala paling sering dilaporkan adalah sakit kepala, khususnya di bagian belakang kepala atau tengkuk. Nyeri ini biasanya terasa berdenyut dan sulit mereda meski sudah beristirahat. Pada kondisi tertentu, sakit kepala dapat semakin intens di pagi hari ketika bangun tidur.
2. Pusing dan Rasa Melayang
Lonjakan tekanan darah dapat memengaruhi aliran darah ke otak, sehingga menimbulkan sensasi pusing, berputar, atau bahkan seperti melayang. Jika diabaikan, hal ini bisa memicu gangguan keseimbangan dan meningkatkan risiko jatuh.
3. Pandangan Kabur
Mata menjadi organ yang cukup sensitif terhadap tekanan darah tinggi. Saat hipertensi kambuh, penderita sering mengeluhkan penglihatan kabur, muncul bintik-bintik, atau pandangan ganda. Kondisi ini berkaitan dengan kerusakan pembuluh darah halus di retina.
4. Detak Jantung Tidak Teratur
Palpitasi atau jantung berdebar-debar merupakan tanda lain yang patut diwaspadai. Ketika darah dipompa dengan tekanan lebih tinggi, jantung bekerja ekstra keras. Pada beberapa kasus, ritme denyut bisa menjadi tidak beraturan.
5. Sesak Napas
Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali berpotensi menimbulkan penumpukan cairan di paru-paru. Akibatnya, penderita merasa sulit bernapas atau cepat lelah meski hanya melakukan aktivitas ringan.
6. Mual dan Muntah
Sistem pencernaan pun bisa ikut terpengaruh. Rasa mual yang disertai muntah kadang muncul ketika hipertensi mencapai level berat. Tanda ini sering kali menandakan kondisi darurat medis.
7. Wajah Memerah dan Rasa Hangat
Sebagian penderita melaporkan wajah terasa panas atau memerah secara tiba-tiba saat tekanan darah naik. Meski bukan gejala khas, hal ini cukup sering ditemui dalam praktik klinis.
8. Telinga Berdenging
Dengungan di telinga atau tinnitus juga dapat terjadi. Gejala ini timbul akibat perubahan aliran darah di pembuluh yang dekat dengan organ pendengaran.
9. Mati Rasa atau Kelemahan Otot
Jika darah tinggi kumat memengaruhi sistem saraf, penderita bisa mengalami mati rasa di wajah, tangan, atau kaki. Gejala ini harus segera diwaspadai karena bisa mengarah pada serangan stroke.
10. Perubahan Mental dan Konsentrasi Menurun
Beberapa pasien melaporkan mudah marah, sulit berkonsentrasi, atau merasa gelisah berlebihan. Perubahan kondisi psikis ini berhubungan dengan ketidakseimbangan sirkulasi darah di otak.
Faktor yang Memicu Darah Tinggi Kumat
Banyak hal dapat menjadi pemicu tekanan darah naik secara mendadak. Di antaranya:
-
Stres emosional: Situasi penuh tekanan dapat merangsang hormon adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah menyempit.
-
Konsumsi garam berlebih: Natrium tinggi dalam makanan memperburuk retensi cairan dan meningkatkan tekanan darah.
-
Kurang tidur: Pola istirahat yang buruk membuat tubuh sulit mengatur tekanan darah secara alami.
-
Kafein dan alkohol: Keduanya dapat memicu lonjakan sementara pada tekanan darah.
-
Obesitas: Berat badan berlebih membuat jantung bekerja lebih keras.
-
Kurangnya aktivitas fisik: Tubuh yang jarang bergerak rentan mengalami tekanan darah tidak stabil.
-
Penghentian obat hipertensi: Mengabaikan jadwal minum obat dapat menyebabkan lonjakan mendadak.
Risiko Jika Gejala Diabaikan
Mengabaikan tanda-tanda darah tinggi kumat bisa berakibat fatal. Tekanan darah yang terus menerus berada di level tinggi dapat merusak organ vital, seperti otak, jantung, ginjal, dan mata. Beberapa komplikasi serius yang mungkin terjadi antara lain:
-
Stroke – akibat pecah atau tersumbatnya pembuluh darah di otak.
-
Serangan jantung – karena beban kerja jantung meningkat drastis.
-
Gagal ginjal – kerusakan progresif pada organ penyaring racun tubuh.
-
Kebutaan – kerusakan retina akibat tekanan darah tidak terkendali.
Langkah Penanganan Saat Darah Tinggi Kumat
Jika mengalami gejala-gejala di atas, langkah berikut bisa dilakukan:
-
Tenangkan diri – duduk atau berbaring dengan posisi nyaman.
-
Ukur tekanan darah – jika tersedia alat pengukur di rumah, segera lakukan pemeriksaan.
-
Minum obat sesuai resep dokter – jangan menambah dosis tanpa konsultasi.
-
Hindari makanan asin dan berkafein – perbanyak air putih.
-
Cari pertolongan medis segera – terutama jika gejala berat seperti sesak, muntah, atau mati rasa muncul.
Pencegahan Jangka Panjang
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Penderita hipertensi dapat menekan risiko kumat dengan cara:
-
Menjaga pola makan sehat, memperbanyak sayur dan buah.
-
Membatasi asupan garam hingga maksimal 5 gram per hari.
-
Berolahraga teratur minimal 30 menit sehari.
-
Mengendalikan stres melalui relaksasi atau meditasi.
-
Menghindari rokok dan alkohol.
-
Mematuhi pengobatan medis sesuai anjuran dokter.
Perspektif Medis dan Edukasi Publik
Menurut para ahli kesehatan, masih banyak masyarakat yang menyepelekan hipertensi karena tidak selalu menimbulkan gejala nyata. Padahal, pengendalian tekanan darah sejak dini dapat mengurangi beban penyakit kardiovaskular di masa depan.
Pemeriksaan rutin menjadi kunci. Puskesmas dan fasilitas kesehatan dasar kini menyediakan layanan cek tekanan darah gratis, terutama pada program Posbindu. Edukasi publik tentang ciri darah tinggi kumat perlu diperluas, agar masyarakat tidak terlambat menyadari bahaya.
Darah tinggi kumat bukan sekadar istilah sehari-hari, melainkan kondisi serius yang memerlukan perhatian. Gejala seperti sakit kepala hebat, pusing, penglihatan kabur, hingga sesak napas merupakan tanda tubuh memberi sinyal adanya bahaya. (A46)