Sinata.id
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
  • INDEKS
  • Headline
  • News
  • Trending
  • Regional
  • Nasional
  • Bisnis
  • Sports
  • Entertainment
  • Teknologi
  • Wisata
  • Religi

Cuaca Panas Ekstrem Masih Berlanjut hingga Akhir Oktober

Editor: Zainal Efendi
15 Oktober 2025 | 17:04 WIB
Rubrik: Nasional
cuaca panas ekstrem masih akan melanda indonesia hingga akhir oktober 2025. bmkg terus memantau kondisi atmosfer dan radiasi uv.

Cuaca panas ekstrem masih akan melanda Indonesia hingga akhir Oktober 2025. BMKG terus memantau kondisi atmosfer dan radiasi UV. (Ilustrasi)

Sinata.id – Warga Indonesia diterpa terik matahari yang menyengat. Dari Jakarta hingga Bali, suhu udara memecahkan rekor, membuat aktivitas sehari-hari terganggu dan memicu peringatan dari BMKG.

Deputi BMKG, Guswanto, mengungkapkan, panas ekstrem ini disebabkan pergeseran posisi matahari ke selatan, ditambah minimnya tutupan awan yang membuat sinar matahari langsung menghantam permukaan bumi.

BMKG memperingatkan, kondisi panas ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir Oktober, disertai potensi hujan lokal yang tiba-tiba muncul dan risiko paparan sinar ultraviolet ekstrem bagi kesehatan masyarakat.

Warga di hampir seluruh wilayah Indonesia, merasakan panas ekstrem yang begitu menyengat, memicu peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar SDUWHV Australia 2025, Akses Resmi Sudah Dibuka Online

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan, fenomena panas yang melanda Indonesia ini berkaitan erat dengan pergeseran posisi matahari ke arah selatan. Pergeseran ini membuat tutupan awan berkurang, sehingga sinar matahari menembus permukaan bumi tanpa hambatan.

“Saat ini, posisi matahari sudah bergeser ke selatan wilayah Indonesia, sehingga pertumbuhan awan hujan di wilayah selatan jarang terjadi. Inilah yang membuat cuaca terasa sangat panas,” ujar Guswanto, dikutip Rabu (13/10/2025).

Dampak Panas Ekstrem di Berbagai Wilayah

Fenomena panas tidak hanya terasa di Pulau Jawa. Di DKI Jakarta, suhu mencapai 35°C, sementara Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, mencatat angka hingga 36°C.

Kota-kota lain di Jawa Tengah seperti Semarang, Grobogan, dan Sragen melaporkan suhu 34–35°C. Bali dan Nusa Tenggara juga terdampak dengan suhu maksimum mencapai 35°C.

Di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) merasakan kondisi serupa.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi H. Asan Sampit, Lyla Affifah, mengatakan, suhu udara mencapai 33–35°C. Panas terasa lebih menyengat karena kelembapan rendah dan angin kering yang menyapu permukaan.

“Kondisi ini wajar untuk masa peralihan dari musim kemarau ke penghujan, tetapi angin timuran yang membawa udara kering memperkuat panas siang hari,” jelas Lyla, Rabu (15/10/2025).

Lyla juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat udara kering.

Indeks UV Capai Level Ekstrem

BMKG mengingatkan masyarakat mengenai bahaya paparan sinar ultraviolet (UV).

Berdasarkan data terbaru, indeks UV di Indonesia Rabu (15/10) berada pada level ungu dan merah, menandakan risiko ekstrem dan sangat tinggi.

Warga diimbau menghindari paparan langsung antara pukul 10.00–16.00 WIB.

“Indeks UV ungu berarti ekstrem. Kulit dan mata dapat rusak dalam hitungan menit jika tidak menggunakan pelindung,” terang Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, unit BMKG.

Untuk perlindungan, masyarakat disarankan memakai topi, kacamata hitam, pakaian pelindung, dan sunscreen SPF 30+ setiap dua jam, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Penyebab Fenomena Panas

Selain pergeseran posisi matahari, panas ekstrem diperparah oleh beberapa faktor:

  1. Minimnya tutupan awan – sinar matahari langsung menembus permukaan bumi.

  2. Radiasi matahari meningkat – terutama di wilayah daratan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

  3. Masa pancaroba – peralihan dari musim kemarau ke musim hujan menciptakan fluktuasi cuaca.

  4. Angin timuran kering – meningkatkan suhu siang hari secara signifikan.

  5. Fenomena La Nina lemah – diperkirakan berlangsung Oktober 2025 hingga Januari 2026, menyebabkan peningkatan curah hujan bertahap di beberapa wilayah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memprediksi, panas ekstrem akan mulai mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025, bersamaan dengan masuknya musim hujan dan meningkatnya tutupan awan.

Tips BMKG untuk Menghadapi Panas Ekstrem

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan mengurangi risiko paparan sinar matahari:

  • Hindari berada di bawah terik matahari antara pukul 10.00–16.00 WIB.

  • Tetap berada di tempat teduh saat siang hari.

  • Gunakan pakaian pelindung, topi lebar, dan kacamata hitam.

  • Oleskan tabir surya SPF 30+ setiap dua jam, termasuk saat beraktivitas di hari berawan.

  • Perhatikan permukaan cerah seperti pasir, air, atau salju yang meningkatkan paparan UV.

  • Selalu perbarui informasi cuaca melalui laman resmi BMKG atau aplikasi Info BMKG.

Selain panas, BMKG juga memperingatkan potensi hujan lokal dengan intensitas tinggi namun durasi singkat akibat pembentukan awan konvektif.

“Hujan deras bisa terjadi pada sore atau malam hari, bahkan setelah siang hari yang panas,” tambah Lyla.

Fenomena Musim dan Monsun

Menurut Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, cuaca panas Jabodetabek akhir-akhir ini diperkuat oleh Monsun Australia yang membawa massa udara kering dan hangat, serta posisi gerak semu matahari yang lebih selatan, meningkatkan intensitas penyinaran matahari.

Deputi Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menambahkan, fenomena ini merupakan karakter musiman normal untuk wilayah selatan khatulistiwa. Fluktuasi ini wajar selama masa transisi, ditandai dengan siang hari cerah dan malam atau sore hari hujan lokal.

“Jika awan hujan terbentuk di siang hari, suhu maksimum cenderung turun. Sebaliknya, saat langit cerah, suhu terasa lebih panas,” ujar Ardhasena. [zainal/a46]

Tags: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Cuaca EkstremGelombang Panas Ekstrem (Heat Stroke)

Berita Terkait

presiden prabowo diskusi hangat dengan mantan pm australia paul keating
Nasional

Presiden Prabowo Diskusi Hangat dengan Mantan PM Australia Paul Keating

Editor: Gunawan Purba
12 November 2025 | 21:09 WIB

Sydney, Sinata.id - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto terima kunjungan mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating di hotel tempatnya bermalam...

Baca SelengkapnyaDetails
pinogu cermin persoalan ribuan desa tanpa kepastian hukum pada kawasan hutan
Nasional

Pinogu Cermin Persoalan Ribuan Desa Tanpa Kepastian Hukum pada Kawasan Hutan

Editor: Gunawan Purba
12 November 2025 | 20:49 WIB

Jakarta, Sinata.id — Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Taufiq R Abdullah, menilai persoalan enclave masyarakat Kecamatan Pinogu, Kabupaten...

Baca SelengkapnyaDetails
anggota dpr ri dari komisi xi, habib idrus salim aljufri, soroti tiga isu utama terkait kinerja bank indonesia (bi) yang dinilai perlu mendapat perhatian serius. seperti pembiayaan syariah dan akses umkm yang belum optimal.
Nasional

DPR RI Soroti Pembiayaan Syariah dan Akses UMKM yang Belum Optimal

Editor: Gunawan Purba
12 November 2025 | 20:28 WIB

Jakarta, Sinata.id - Anggota DPR RI dari Komisi XI, Habib Idrus Salim Aljufri, soroti tiga isu utama terkait kinerja Bank Indonesia...

Baca SelengkapnyaDetails
menteri agama nasaruddin umar melantik 21 pejabat baru di lingkungan kemenag, mulai dari rektor uin hingga kepala kanwil.
Nasional

Nasaruddin Umar Lantik 21 Pejabat Baru di Lingkungan Kemenag

Editor: Ariami Tambunan
12 November 2025 | 20:10 WIB

Sinata.id - Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar resmi melantik 21 pejabat baru di Aula Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng Barat,...

Baca SelengkapnyaDetails
menjelang hari guru nasional 2025, kemenag mengumumkan 101.786 guru madrasah dan pendidikan agama lulus ppg dalam jabatan.
Nasional

101.786 Guru Madrasah dan Agama Lulus PPG 2025, Kemenag Naikkan Tunjangan hingga Rp2 Juta

Editor: Ariami Tambunan
12 November 2025 | 19:56 WIB

Sinata.id - Menjelang peringatan Hari Guru Nasional, Kementerian Agama Republik Indonesia mengumumkan kabar gembira bagi para pendidik agama. Sebanyak 101.786...

Baca SelengkapnyaDetails
  • Indeks
  • Pedoman
  • Privacy
  • Redaksi
  • ToS
  • News Map
  • Site Map
Seedbacklink

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com