Jakarta, Sinata.id – Keamanan menjadi pondasi utama bagi kualitas hidup sebuah bangsa. Namun, di berbagai penjuru dunia, ada negara-negara yang masih terjebak dalam bayang-bayang ketidakamanan, memicu tragedi kemanusiaan yang mendalam dan ketegangan yang meluas.
Di puncak daftar negara paling tidak aman versi Global Peace Index 2024, Yaman menghadapi krisis kemanusiaan yang paling parah.
Yaman dihuni lebih dari 4,3 juta pengungsi dan 14 juta orang terancam kelaparan serta penyakit, nasib jutaan penduduknya terombang-ambing akibat konflik yang telah berlangsung lebih dari enam tahun dan ketegangan pascakonflik Israel-Hamas.
Sudan dan Sudan Selatan menjadi saksi bisu pertumpahan darah dan ketidakstabilan politik.
Pergulatan antara pasukan Sudanese Armed Forces dan Rapid Support Forces yang brutal sejak April 2023 telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka.
Sudan Selatan, meski negara muda, belum lepas dari jerat konflik internal yang berkepanjangan, mengukir luka kemanusiaan yang tak kunjung sembuh.
Afganistan masih bergulat dengan bayang-bayang perang dan konflik sipil yang mengintimidasi, walaupun sedikit perbaikan terlihat dalam angka kematian.
Sementara itu, Ukraina terus merasakan luka serius sejak invasi Rusia tahun 2022, dengan hampir sepertiga penduduknya menjadi pengungsi, menghadapi ketidakpastian yang merusak tatanan sosial dan politik.
Republik Demokratik Kongo dibayangi kemiskinan dan kekerasan brutal, dari penculikan hingga perampokan, diperparah oleh bencana alam yang kerap melanda.
Rusia, meski menjadi pelaku utama dalam konflik Ukraina, justru mengalami tekanan ekonomi dan sosial yang mencekik masyarakatnya sendiri.
Di Timur Tengah, Suriah dan Israel masih bergulat dengan luka sejarah panjang dan konflik yang terus menyala.
Suriah terperangkap dalam perang sipil yang telah memporak-porandakan negeri, sementara Israel menghadapi penurunan signifikan dalam rasa aman warganya setelah serangan Hamas dan ketegangan geopolitik yang semakin memuncak.
Mali, dengan konflik bersenjata dan terorisme yang mengakar selama lebih dari satu dekade, menjadi ladang penderitaan yang tak kunjung usai bagi jutaan penduduknya yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Dari Yaman hingga Mali, penderitaan manusia akibat konflik, kekerasan, dan ketidakstabilan politik menjadi gambaran pahit dunia yang belum menemukan kedamaian.
Setiap angka dan fakta di balik negara-negara ini adalah kisah nyata dari harapan yang tertunda dan perjuangan untuk hidup dengan aman dan bermartabat. (*)