Pematangsiantar, Sinata.id – Sore itu, di sudut Cafe Tuanpuan di Jalan Sakti Lubis, Pematangsiantar, Boy Warongan tampak santai dengan segelas kopi susu remaja, menu baru yang akan rilis di cafenya, Sabtu, 25 Oktober 2025.
Nada bicaranya tenang, tak lagi seperti politisi muda yang dulu akrab dengan debat di ruang sidang parlemen (DPRD Pematangsiantar). Kali ini, Boy berbicara sebagai seorang musisi yang baru saja menemukan cara lain untuk berjuang lewat musik.
“Belum Boleh Pulang” menjadi lagu terbarunya. Lagu ini, terinspirasi dari kegelisahan kaum urban yang terjebak rutinitas.
“Awalnya tentang rindu perantau, tapi kalau dikulik lebih dalam, lirik Belum Boleh Pulang ini soal sistem yang bikin orang enggak bisa pulang, kerja di kantor dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Di satu momen kan, pasti ada rasa rindu pengen pulang,” ucap Boy di Cafe Tuanpuan, miliknya.
Sebelum kembali ke dunia musik, Boy merupakan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Pematangsiantar. Ia juga tercatat sebagai akademisi pada Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU).
Di parlemen lokal, Boy turut menggagasi lahirnya Peraturan Daerah (Perda) tentang Pelestarian dan Pengelolaan Cagar Budaya dan Perda tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR).
Dua regulasi itu, katanya, adalah bagian dari janji politik yang ingin ia tuntaskan sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap konstituennya.
Namun di balik kesibukannya sebagai politisi dan akademisi, Boy selalu membawa irama dalam pikirannya. Dunia musik baginya bukan sekadar hobi. Melainkan ruang lain untuk menyalurkan gagasan dan perasaan.
“Kalau dulu berjuang lewat parlemen dan peraturan daerah, sekarang lewat lagu. Musik juga bisa jadi alat perjuangan,” sebutnya.
Keputusan Boy kembali ke dunia musik tak datang begitu saja. Ia sempat vakum selama dua tahun setelah kepergian mendiang Ade F Paloh, musisi dan produser yang banyak membentuk arah musikalnya.
“Masih berduka waktu itu, model saya bermusik itu mirip dengan mendiang Ade, termasuk ia salah satu produser saya. Jadi pas beliau meninggal, saya sempat berhenti total. Kalau engga salah kurang lebih dua tahun gitu,” kata Boy.
Di tengah jeda itu, Boy menyadari, diam terlalu lama justru membuatnya kehilangan bagian dari dirinya sendiri.
“Enggak boleh vakum terlalu lama juga. Intinya berkarya ini kan untuk memberi manfaat ke orang banyak,” tuturnya.
Kembalinya Boy ke musik ditandai dengan lahirnya lagu “Belum Boleh Pulang”, yang menjadi pembuka menuju album penuh perdananya bertajuk “Juang Angan” yang direncanakan rilis pada November 2025 mendatang.
Dalam lagu “Belum Boleh Pulang” ini, Boy berduet dengan Gabriella Fernaldi di bawah naungan Setengah Lima Record, label yang turut membantu menghidupkan kembali semangat bermusiknya.
Album Juang Angan melanjutkan kisah dari single debutnya di 2023, membawa tema besar tentang perjuangan, idealisme, dan kerinduan untuk menemukan arah hidup.
“Harapannya, setiap lagu bisa jadi refleksi dan inspirasi. Kalau orang yang dengar lagi lelah atau kehilangan arah, mungkin bisa menemukan sedikit semangat di situ,” tuturnya.
Meski kini lebih banyak berbicara lewat lirik dan melodi, Boy tetap memegang nilai yang sama seperti ketika duduk di kursi legislatif tentang tanggung jawab, idealisme, dan rasa syukur.
“Jangan pernah berhenti bersyukur,” ujarnya pelan, seolah bicara pada dirinya sendiri.
“Karena nikmat bukan cuma soal rezeki atau jabatan. Tapi juga kesempatan untuk terus berkarya. Kalau kita mensyukuri nikmat, maka nikmat itu akan ditambah, bisa dalam bentuk kesehatan, kebahagiaan, relasi, bahkan karya.” ujarnya. (SN15)