Juru bicara Chadema, John Kitoka, menuduh pemerintah melakukan pembunuhan sistematis dan menuntut dihentikannya kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Ia juga menyerukan pembentukan pemerintahan transisi untuk mempersiapkan pemilu yang bebas dan adil.
Penyebab protes berakar pada diskualifikasi kandidat oposisi kunci, termasuk Tundu Lissu dari Chadema dan Luhaga Mpina dari ACT-Wazalendo. Partai berkuasa juga dituding melakukan penangkapan dan penculikan terhadap para kritikus sebelum pemilu.
Pemerintah merespons dengan memberlakukan jam malam dan pembatasan internet.
Panglima Angkatan Darat, Jenderal Jacob John Mkunda, menyebut para pengunjuk rasa sebagai “penjahat” dan berjanji mengendalikan situasi.