Sinata.id – Suasana jagat maya hari ini, Minggu (12/10/2025) mendidih. Kekalahan Timnas Indonesia dari Irak pada laga kedua Grup B Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia memicu gelombang kekecewaan yang deras di media sosial.
Sejak dini hari, lini masa X (dulu Twitter) dibanjiri kritik, sindiran, hingga tagar bernada protes yang langsung mengarah pada dua sosok penting sepak bola nasional, Erick Thohir dan Patrick Kluivert.
Hingga pukul 17.26 WIB, pantauan memperlihatkan sepuluh tagar terpopuler di X didominasi percakapan seputar Timnas Garuda. Namun dua yang paling mencuri perhatian adalah #ErickOut dan #KluivertOut, seruan khas netizen ketika publik merasa seseorang layak “turun jabatan”.
Baca Juga: Dilibas Irak, Asa Timnas ke Piala Dunia 2026 Resmi Padam
Kekecewaan Lama yang Meledak Lagi
Bagi penggemar setia Timnas, kekecewaan ini bukan baru. Akar kemarahan sudah tumbuh sejak penghujung 2024, saat Erick Thohir memutuskan mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang dianggap membawa perubahan besar bagi skuad Garuda.
Kala itu publik masih berusaha memahami alasan pergantian tersebut. Namun keputusan berikutnya, menunjuk Patrick Kluivert, mantan bintang Belanda yang minim prestasi sebagai pelatih tim senior, justru mempertebal rasa ragu.
Erick punya alasan, sebagian besar pemain timnas kini berasal dari diaspora Belanda, dan Kluivert diharapkan mampu membangun komunikasi yang lebih cair di ruang ganti. Tapi prediksi itu belum terbukti.
Baca Juga: Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup di Hambalang, Bahas Isu Strategis Nasional
Rentetan Kekalahan dan Strategi yang Tak Menjawab
Sejak dipegang Kluivert, performa Indonesia naik-turun. Garuda sempat dipermalukan Australia 1-5, lalu dibantai Jepang 0-6 di babak sebelumnya. Dua kemenangan tipis atas Bahrain dan China (1-0) memang sempat menyalakan asa, tapi euforia itu sirna setelah tim kembali mandek di babak keempat.
Dalam laga-laga terakhir, lini depan tampak tumpul. Dua gol Indonesia saat menghadapi Arab Saudi lahir dari titik putih, sementara melawan Irak, tak ada satu pun gol tercipta. Strategi Kluivert yang diharapkan membawa warna baru justru dinilai membingungkan publik.
Erick Minta Maaf
Serangan komentar datang tanpa jeda. Banyak yang menilai duet Erick–Kluivert gagal menjaga momentum kebangkitan sepak bola nasional.
Menanggapi derasnya kritik, Erick Thohir akhirnya buka suara melalui akun Instagram pribadinya. Dalam pernyataannya, Erick mengakui hasil pahit itu sekaligus menegaskan bahwa capaian Garuda yang menembus babak keempat Kualifikasi Piala Dunia merupakan prestasi historis.
“Terima kasih kepada suporter, pemain, dan ofisial atas perjuangan luar biasa hingga Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia bisa mencapai tahap sejauh ini,” tulis Erick.
“Kami memohon maaf, mimpi masuk ke Piala Dunia belum bisa kami wujudkan,” tambahnya.
Meski belum sampai di puncak mimpi, perjalanan Timnas Indonesia sudah menorehkan catatan penting di lembar sejarah sepak bola Tanah Air. Namun, badai kritik ini menjadi sinyal keras, publik ingin lebih dari sekadar “berjuang dengan baik.” Mereka menuntut hasil nyata. [zainal/a46]