Oleh: Ps. Dion Panomban
Saat Teduh Abbah Home Family, Rabu tanggal 3 Seotember 2025 – Dalam 1 Petrus 5:10 kita belajar bahwa hidup orang percaya tidak pernah dijanjikan tanpa penderitaan. Rasul Petrus menegaskan bahwa setelah kita “menderita seketika lamanya,” barulah Allah sendiri yang akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kita. Dengan kata lain, penderitaan bukanlah akhir, melainkan pintu menuju penguatan iman dan kemuliaan yang kekal.
Jemaat mula-mula mengalami penganiayaan hebat. Mereka dihina, dipenjara, bahkan dibunuh karena iman kepada Kristus. Namun janji Yesus jelas: “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia ini” (Yoh. 16:33). Paulus pun mengingatkan bahwa penderitaan kita sekarang ini hanyalah sementara, tetapi menghasilkan kemuliaan kekal yang jauh lebih besar (2 Kor. 4:17).
Pembacaan Firman
1 Petrus 5:6-9 (TB)
(6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
(7) Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.
(8) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
(9) Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Perenungan
1. Langkah untuk melawan iblis (ay. 8)
Kita diminta untuk sadar dan berjaga-jaga. Kesadaran rohani dan kewaspadaan adalah senjata pertama agar tidak menjadi mangsa tipu dayanya.
2. Orang seperti apa yang dicari iblis (ay. 8)
Iblis mencari orang yang lengah, lemah imannya, dan tidak berjaga. Mereka mudah ditipu dan ditelan oleh kebohongan dunia.
3. Maksud kata “ditelan” (ay. 8)
Ditelan berarti dihancurkan, dikuasai, atau dimusnahkan. Iblis berusaha mengambil iman kita, sehingga hidup kita tidak lagi berakar dalam Kristus.
4. Makna ayat 6-7
Merendahkan diri di bawah tangan Tuhan berarti taat dan berserah penuh pada-Nya. Kita percaya bahwa pada waktunya Tuhan sendiri yang meninggikan kita. Menyerahkan segala kekuatiran berarti tidak memikul beban sendiri, melainkan mempercayakan hidup kepada pemeliharaan Allah.
5. Cara melawan iblis (ay. 9)
Dengan iman yang teguh. Iman yang kokoh membuat kita bertahan menghadapi penderitaan, karena kita tahu tidak sendirian—saudara-saudara seiman di seluruh dunia juga mengalaminya.
6. Kondisi iman kita saat ini
Inilah pertanyaan pribadi untuk setiap pembaca. Apakah iman kita sedang goyah atau tetap teguh? Saatnya menguji hati kita, apakah masih berdiri di atas janji Tuhan atau sudah goyah karena beban hidup.
Penderitaan orang percaya bukanlah hukuman, melainkan bagian dari proses pembentukan iman. Allah berjanji: pada waktunya kita akan ditinggikan-Nya. Karena itu, jangan takut menghadapi ujian, tetaplah rendah hati, serahkan semua kekuatiran kepada Tuhan, berjaga-jaga melawan tipu daya iblis, dan bertahan dengan iman yang teguh.
“Penderitaan hanyalah seketika, tetapi janji Tuhan adalah kekal. Rendahkanlah dirimu, serahkanlah kuatirmu, berjagalah, dan lawanlah iblis dengan iman yang teguh—maka pada waktunya Tuhan sendiri akan meninggikan, menguatkan, dan mengokohkan engkau.”Tetap kuat, karena Kristus telah mengalahkan dunia!(A27)