Simalungun, Sinata.id – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Melati Panjaitan menjelaskan alasan menuntut 7 tahun penjara terdakwa kasus narkoba Surya Valentino Pandiangan yang ditangkap polisi dengan jumlah barang bukti melimpah. Adanya tuntutan sehingga ramai jadi objek pemberitaan karena ancaman dinilai terlalu ringan.
Terdakwa Surya diketahui dijerat JPU dengan Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika. Adapun barang bukti perkaranya mulai dari puluhan gram sabu, puluhan butit pil ekstasi, yang ditemukan di kamar kos terdakwa.
Selain itu timbangan digital hingga buku berisi catatan diduga untuk penjualan narkoba, turut menjadi barang bukti kasus.
Jaksa Melati menyatakan tuntutan didasari fakta yang terungkap dalam persidangan di PN Simalungun. Salah satunya mengenai pengakuan Surya maupun Dermawanto Prisna (dituntut 6 tahun) menyebut tidak ada transaksi narkoba, sebelum diringkus kepolisian. Dermawanto lebih dulu diciduk lalu kemudian Surya.
“Gini yah, kami Jaksa kan harus melihat juga fakta persidangan yang mana tidak ada ditemukan transaksi terkait jual beli narkotika, yang ada (buku yang isinya) daftar pesanan lengkap nama orang. Meski dalam dakwaannya adanya perkataan dimana uang yang dikirimkan kepada Surya sebanyak Rp 600.000 (dari Dermawanto), namun baik dari keterangan Dermawanto dan Surya menyebut tidak ada transaksi,” ujar dia.
Baca juga
Tuntutan 7 Tahun untuk Surya Valentino Tuai Sorotan, Ini Penjelasan Kasi Pidum
Barang Bukti Melimpah, Hakim PN Simalungun Vonis Surya Pandiangan Cuma 6,5 Tahun
Dia juga menanggapi soal barang bukti sabu beratnya mencapai 40 gram dan 21 pil ekstasi yang ditemukan polisi di kosan terdakwa Surya bahwa barang bukti bukan milik Surya melainkan titipan orang yang mengendalikan terdakwa.
“Di persidangan terdakwa mengatakan itu hanya titipan dari Tanjungbalai yang sudah dikendalikan. Hingga tidak ada hal yang memberatkan meski dengan barang bukti sebanyak 39,20 gram sabu- sabu dan ekstasi sebanyak 21 butir,” ujarnya.
Tuntutan JPU dibacakan dalam sidang yang dihadiri Majelis Hakim Erica Sari Emsah Ginting, Anggreni Elisabeth Roria Sormin dan Ida Maryam Hasibuan, pada 20 Agustus 2025. Sidang lanjutan beragendakan pembacaan putusan kemudian dilaksanakan pada 10 September 2025.
Hakim Ketua Erica menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 6 tahun 6 bulan atau 6,5 tahun terhadap terdakwa. Putusan ini lebih ringan dari ancaman JPU menuntut terdakwa 7 tahun
Kronologi Penangkapan
Pengungkapan kasus bermula pada Kamis, 13 Maret 2025 sekitar pukul 09.00 WIB, Surya Valentino Pandiangan membawa satu paket narkotika jenis sabu dari kosnya di Jalan Danau Tondano, Kota Pematangsiantar, menuju rumah kontrakannya di Gang Mayor Mulia Sitepu, Nagori Siantar Estate, Kabupaten Simalungun. Paket sabu itu disembunyikan di bawah pot bunga depan rumah.
Sekitar pukul 15.30 WIB, Surya dihubungi Dermawanto Krisna (berkas terpisah) yang memesan sabu seberat satu gram. Surya pun mengambil barang dari kosnya, lalu menyerahkannya di Simpang Siantar Estate.
Setelah transaksi, ia kembali ke rumah dan mengambil sabu yang sebelumnya disembunyikan untuk dipakai sendiri. Karena tidak memiliki kaca pirex, ia meninggalkan sabu serta bong di atas mesin cuci untuk keluar membeli perlengkapan.
Namun, saat membuka pintu rumah sekitar pukul 17.00 WIB, Surya mendapati polisi sudah menunggu di depan rumah. Ia langsung diamankan bersama sabu dan bong yang berada di dapur. Penangkapan Surya setelah polisi lebih dulu menangkap Dermawanto Krisna.
Dalam pemeriksaan, Surya mengaku bahwa sabu tersebut berasal dari kosnya di Jalan Danau Tondano, Pematangsiantar. Polisi kemudian membawanya ke lokasi kos dan menemukan sejumlah barang bukti. Di antaranya: 8 bungkus plastik klip besar berisi sabu (berat bersih 35,20 gram), 4 bungkus plastik klip sedang berisi sabu (4,82 gram), 21 butir ekstasi (7,09 gram), 23 bal plastik klip kosong, 1 timbangan digital, 4 sekop pipet, dan 38 lembar amplop.
Selain itu, polisi juga mengamankan dua orang lain di lokasi, yakni, Geri Kahalaya dengan barang bukti ganja 3,80 gram milik Surya dan ponsel dan Wahyuda Azli Matondang dengan barang bukti buku catatan daftar pembeli sabu.
Surya mengaku narkotika tersebut diperoleh dari seseorang bernama Erwin, yang sudah empat kali memasok sabu dan ekstasi kepadanya sejak Januari hingga awal Maret 2025. (SN13)