Sinata.id — Peta bencana di Kota Sibolga berubah drastis dalam hitungan jam. Setelah diguyur hujan ekstrem sejak Senin (24/11/2025), jumlah titik longsor yang semula hanya beberapa lokasi kini terus bertambah hingga menjadi tujuh titik terdampak berat.
Setiap lokasi menghadirkan tantangan berbeda, namun satu masalah yang sama selalu muncul, evakuasi tak bisa berjalan mulus karena hujan tak kunjung berhenti dan tebing belum stabil.
Hingga Sabtu malam (29/11/2025), hujan kembali turun deras, memaksa petugas menunda pencarian dan mengalihkan fokus pada upaya mempertahankan keselamatan tim di lapangan.
Meski begitu, evakuasi belum dihentikan total, sebagian tim gabungan tetap menyisir titik aman untuk mengevakuasi korban yang bisa dijangkau.
Titik Longsor Bertambah, Kerusakan Meluas di Tujuh Lokasi
Laporan terbaru mencatat tujuh kawasan mengalami longsor besar, masing-masing dengan skala kerusakan yang berbeda:
1. Tangga Seratus – Cafe Rumah Uci
Material tebing kembali bergerak. Evakuasi dua korban masih tertimbun terpaksa dihentikan sementara.
2. Bukit Aido, Pancuran Gerobak
Rumah-rumah di lereng runtuh. Tebing masih bergerak sehingga belum ada proses evakuasi.
3. Belakang Masjid Budi Sehati
Tiga rumah hancur. Tiga korban meninggal belum ditemukan, satu terluka telah dievakuasi.
4. Depan STPS Sibolga
Dua rumah tertimbun. Satu korban meninggal sudah berhasil dievakuasi.
5. Belakang SMP Negeri 5 Sibolga (Titik Terberat)
Tujuh rumah luluh lantak, empat korban tewas ditemukan, dan belasan hingga puluhan warga masih hilang. Tim gabungan menyebut area ini sebagai lokasi dengan “resiko susulan paling tinggi”.
6. Kampung Paten Huta Tonga Tonga – Bethlehem
Akses jalan rusak parah, enam rumah hancur, tiga mobil dan satu motor tertimbun.
7. Jl. Jend. Sudirman Dekat Gereja GKII
Enam rumah terdampak. Satu ibu hamil tujuh bulan hilang dan belum dapat dijangkau.
Evakuasi Berkali-kali Tertunda
Tim penyelamat menyebut evakuasi hari ini sebagai “misi putus-nyambung”.
Setiap kali hujan menurun, petugas mulai masuk ke zona rawan—namun tidak lama kemudian hujan kembali mengguyur dan tebing bergerak, memaksa mereka mundur.
Faktor penghambat utama yakni curah hujan sangat tinggi, berlangsung lebih dari 48 jam.
Tebing masih bergerak, retakan baru muncul di beberapa titik, ancaman longsor susulan, beberapa kali terjadi di belakang SMP 5.
Kemudian, akses masih tertutup total, membuat alat berat sulit masuk, dan listrik padam dan internet down, menyulitkan koordinasi cepat.
Salah satu regu lapangan menyebutkan bahwa suara batu dan tanah runtuh terdengar tiap beberapa menit ketika mereka mencoba mendekat ke titik pencarian.
Evakuasi Tetap Berlangsung
Meski tidak semua titik dapat dijangkau, dua lokasi menjadi prioritas harian, yaitu di SMP Negeri 5 Sibolga — lokasi dengan perkiraan korban terbanyak (sekitar 18 orang hilang), dan Tangga Seratus – Cafe Rumah Uci — dua warga masih tertimbun.
Tim Polres Sibolga, TNI, BPBD, Satpol PP, hingga relawan masyarakat bekerja secara bergiliran. Pada titik yang relatif aman, evakuasi tetap dilakukan secara manual tanpa alat berat.
Korban Terus Dilaporkan Bertambah
Hingga update terakhir, petugas mencatat 25 korban meninggal (mayoritas belum ditemukan, 2 luka-luka, serta puluhan warga masih hilang di beberapa lokasi
Jumlah ini diperkirakan bisa bertambah jika cuaca memburuk kembali. [dfb]