Pematangsiantar, Sinata.id – Gerakan Kebangkitan Simalungun Bersatu (GKSB) memasang lima papan bunga berisi protes di depan Kantor Wali Kota Pematangsiantar, Senin (1/9/2025).
Koordinator GKSB, Antoni Damanik, menyampaikan bahwa pemasangan papan bunga tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap Pemko Pematangsiantar yang dinilai mengaburkan sejarah etnis Simalungun.
“Ini bentuk protes kami kepada pemerintah kota. Artinya, kami kecewa atas pengkaburan sejarah etnis Simalungun,” ujar Antoni.
Salah satu tulisan dalam papan bunga tersebut berbunyi: “Turut Berdukacita atas dianggap sudah punahnya adat dan budaya Simalungun di Pematangsiantar oleh Wali Kota Pematangsiantar.”
Antoni, yang juga Ketua Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (GEMAPSI), menegaskan bahwa aksi ini merupakan langkah awal sebelum menggelar demonstrasi di depan Kantor Wali Kota bersama para tokoh Simalungun.
Sebagai informasi, protes dilayangkan GKSB terkait acara Gempita Kemerdekaan dalam rangka HUT RI ke-80, Minggu (10/8/2025) yang lalu. Mereka mengkritik karena promosi acara menggunakan latar ornamen non-Simalungun di media sosial resmi Dinas Pariwisata.
Wakil Ketua GPS, Bernaldo Purba, ketika itu menilai penggunaan ornamen tersebut berpotensi menimbulkan kesan bahwa etnis Simalungun sudah punah.
Ia menegaskan Kota Pematangsiantar adalah tanah budaya Simalungun, yang terlihat dari motto daerah, arsitektur bangunan, hingga kurikulum muatan lokal.
GPS menduga terdapat unsur kesengajaan untuk menghilangkan eksistensi etnis Simalungun dan menyebut kebijakan itu sebagai bentuk pelecehan terhadap budaya Simalungun. (SN14)