Kritisisme muncul terkait permintaan Menteri Perhubungan Venezuela, Ramon Celestino Velazquez, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk rudal dan perbaikan jet tempur Su-30MK2 serta sistem radar yang ada.
Keterlibatan Rusia, yang baru-baru ini meratifikasi perjanjian kemitraan strategis dengan Venezuela, diperkuat oleh pernyataan juru bicara Maria Zakharova yang tegas “mendukung upaya Venezuela mempertahankan kedaulatan nasionalnya” dari ancaman mana pun.
Namun, dukungan Moskow dan kemungkinan respons Beijing serta Teheran—yang masih belum jelas—berpotensi mengubah Venezuela menjadi titik panas konflik proksi, mengorbankan stabilitas regional demi ambisi geopolitik ketiga negara tersebut.
Alih-alih mencari solusi diplomatik yang meredakan ketegangan domestik dan internasional, rezim Maduro justru memilih untuk memperkuat posisi konfrontatifnya.
Ketergantungan pada poros kekuatan anti-Barat ini secara efektif menukarkan kedaulatan strategis dengan dukungan militer jangka pendek, sebuah langkah yang dipertanyakan apakah benar-benar demi kepentingan rakyat Venezuela atau hanya untuk kelangsungan kekuasaan. (A58)