Oleh: Pdt Mis.Ev. Daniel Pardede
Wahyu 2:11
“Siapa bertelinga, hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,
Ucapan Yesus Kristus kepada jemaat di Smirna ini bukan sekadar peringatan, melainkan janji kemenangan bagi mereka yang tetap setia sampai akhir. Yesus menegaskan bahwa kematian yang kedua bukan untuk semua orang, melainkan hanya bagi mereka yang mati di luar Tuhan.
Mari kita pahami dengan lebih jelas melalui dua kebenaran Firman:
Wahyu 20:6 & 14:13 berkata:
“Berbahagialah dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama; kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka.”
Ini berbicara tentang mereka yang mati dalam Tuhan, nama mereka tertulis dalam Kitab Kehidupan, dan menerima mahkota kehidupan.
Wahyu 21:8 menjelaskan:
“Orang penakut, yang tidak percaya, pembunuh, penyundal, penyihir, penyembah berhala, dan semua pendusta akan mendapat bagian mereka di dalam lautan api yang menyala-nyala—itulah kematian yang kedua.”
Inilah akhir dari orang yang menolak kasih karunia dan hidup dalam dosa tanpa pertobatan.
Sahabat Firman,
Kita boleh merindukan surga dan berkata ingin hanya mengalami kematian pertama, tetapi kerinduan itu tak berarti apa-apa bila hidup kita masih dikuasai dosa, hawa nafsu, dan keinginan duniawi.
Bagaimana mungkin kita berharap masuk Kitab Kehidupan bila waktu, tenaga, dan harta kita hanya untuk kesenangan pribadi dan mengabaikan penderitaan sesama?
Firman Tuhan dalam 1 Petrus 4:2-3 mengingatkan:
“Supaya waktu yang tersisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”
Artinya, hidup yang berkenan di hadapan Tuhan adalah hidup yang disalibkan dari keinginan daging, dan dihidupkan oleh kasih serta kepedulian terhadap sesama.
Hidup ini hanya sekali—pastikan kematianmu hanya satu kali juga.
Karena bagi orang yang hidup di dalam Kristus, kematian pertama hanyalah pintu menuju hidup kekal.
Tetapi bagi yang hidup tanpa pertobatan, kematian kedua adalah awal dari penderitaan yang tak berkesudahan.
Mari hidup dalam kehendak Allah, bukan kehendak dunia.
Hanya mati sekali, tapi hidup selamanya bersama Kristus! (A27)