Sinata.id – Pergerakan harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dalam rangkaian tender CPO PTPN kembali menampilkan persaingan sengit antarperusahaan pembeli.
Data diperoleh Kamis (11/12/2025), menunjukkan dari sejumlah titik pengadaan, WNI tercatat mendominasi kemenangan tender dengan konsistensi penawaran yang berada di level atas.
Pada tender n4 (n5) volume 0,5 ribu ton (0,5k) untuk DMI, WNI mengamankan kontrak setelah mengajukan penawaran Rp14.414 per kilogram.
Harga tersebut menjadi yang tertinggi dibanding pesaingnya, masing-masing EUP di Rp14.318 dan IBP yang menawarkan Rp14.268.
Pola serupa kembali terlihat dalam tender n4 (n3) untuk volume dan lokasi yang sama, WNI kembali menjadi pemenang dengan harga identik.
Di lokasi BLW, tender n4 (n2) 0,5k memperlihatkan persaingan tak kalah sengit.
MNA memenangkan tender melalui penawaran tertinggi sebesar Rp14.414, menggeser EOP di Rp14.330 dan Unilever di Rp14.288.
Harga yang muncul pada tender BLW konsisten dengan rentang pengadaan DMI, menandakan stabilitas pasar CPO di kisaran Rp14.300–14.400.
Tender n4 (n6) 0,5k FOB Tduku kembali dimenangkan WNI dengan harga Rp14.214.
Dua kompetitor lainnya, Priscolin dan MM, tertinggal di Rp14.130 dan Rp14.068.
Keberhasilan beruntun itu memperkuat posisi WNI sebagai peserta paling agresif dalam putaran tender pekan ini.
Untuk tender kapasitas lebih besar, yakni n4 (n13) volume 1.000 ton (1k) di LCO Pelaihari, dinamika berbeda terjadi.
Dua penawar, WNI dan SDS, memasukkan harga awal masing-masing Rp13.414 dan Rp10.000.
Di tengah proses negosiasi, muncul counter offer pada angka Rp13.860.
Namun, dokumen tender mencatat bahwa tawaran balasan tersebut kemudian ditarik (withdraw/WD) sehingga belum ada konfirmasi pemenang.
Secara keseluruhan, data tender mencerminkan kondisi harga CPO yang tetap stabil di rentang Rp14 ribuan, meski terdapat variasi antar lokasi akibat perbedaan biaya logistik, kualitas produk, dan strategi pembelian masing-masing peserta.
PTPN diprediksi akan membuka tahap tender lanjutan mengingat volatilitas harga CPO yang masih fluktuatif mengikuti pergerakan pasar global dan kebutuhan suplai industri hilir. [a46]





