Sinata.id – Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi yang mengagetkan pasar global. Pada Kamis siang (16/10/2025), harga emas di pasar spot tercatat mencapai US$ 4.210 per troy ons, mengalami kenaikan tipis 0,02%, namun tetap mencetak rekor sepanjang masa.
Dalam satu bulan terakhir, harga emas melonjak hingga 15,43%, sementara sepanjang tahun 2025 ini, kenaikannya melejit luar biasa hingga 60,97%. Tren ini mengarah pada kemungkinan kenaikan tahunan terbesar sejak tahun 1979, sebuah fenomena yang menarik perhatian serius para investor.
Kenaikan harga emas ini tidak lepas dari spekulasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), akan terus menjalankan kebijakan moneter yang longgar. Prediksi pasar memperkirakan suku bunga acuan akan diturunkan sebanyak dua kali lagi sebelum akhir tahun.
Gubernur The Fed, Jerome ‘Jay’ Powell, mengindikasikan bahwa fokus utama saat ini adalah kondisi pasar tenaga kerja. Ia menyebutkan potensi peningkatan angka pengangguran akibat perlambatan pembukaan lapangan kerja. Hal ini menjadi pertanda bahwa The Fed mungkin akan segera melonggarkan kebijakan moneter guna menstabilkan kondisi ekonomi.
Baca Juga: Surat Utang Negara Diserbu Investor Imbas Kebijakan Fiskal Pemerintah
Data dari CME FedWatch menunjukkan peluang sebesar 95,7% bahwa suku bunga Federal Funds Rate akan turun 25 basis poin ke level 3,75-4% pada rapat Oktober mendatang. Pada Desember, prediksi penurunan menjadi 3,5-3,75% juga sangat tinggi, yaitu sekitar 94,8%.
Keputusan suku bunga yang semakin rendah menjadikan emas sebagai pilihan investasi menarik karena emas termasuk aset yang tidak memberikan imbal hasil langsung (non-yielding asset), sehingga penurunan suku bunga memperbesar daya tariknya sebagai pelindung nilai.
Riset dari ANZ Holdings Ltd menggambarkan reli harga emas saat ini sebagai fenomena “yang luar biasa,” bahkan dinilai seperti tanpa batas. Menurut analisis mereka, harga emas diperkirakan akan terus naik ke angka US$ 4.400 per troy ons pada akhir 2025 dan berpotensi mencapai puncak US$ 4.600 per troy ons pada Juni tahun depan.
Faktor-faktor fundamental seperti kekhawatiran atas independensi The Fed, ketidakpastian politik global, kebijakan tarif yang terus bergejolak, ketegangan geopolitik, serta tingginya volume utang dunia mendorong investor semakin memilih emas sebagai alat diversifikasi portofolio sekaligus aset strategis yang aman. [zainal/a46]