Sinata.id – Lebih dari seratus tahun setelah tragedi di Laut Aegea, kapal rumah sakit militer HMHS Britannic, saudara kandung Titanic, akhirnya mengungkapkan sebagian rahasianya. Tim penyelam laut dalam berhasil mengangkat harta karun, sejumlah artefak bersejarah dari kedalaman lebih dari 120 meter di lepas pantai Pulau Kea, Yunani.
Kementerian Kebudayaan Yunani mengumumkan, dikutip Sinata.id pada Rabu (17/9/2025), bahwa operasi ini menjadi momen bersejarah karena untuk pertama kalinya benda-benda dari bangkai Britannic diambil dari dasar laut. Di antara temuan tersebut terdapat lonceng pos pengamat, lampu sinyal sisi kiri kapal, teropong, peralatan kabin kelas satu dan dua, serta ubin keramik yang dulunya menghiasi kamar mandi Turki mewah di dalam kapal.
Kapal Megah yang Berakhir Tragis
Britannic merupakan satu dari tiga kapal penumpang transatlantik kelas Olympic buatan galangan kapal Harland & Wolff di Belfast. Kapal ini dibangun dengan desain mewah yang serupa dengan Titanic. Namun, saat Perang Dunia I berkecamuk, kapal tersebut direbut oleh Angkatan Laut Inggris dan dialihfungsikan menjadi rumah sakit terapung.
Pada 16 November 1916, saat melintas di dekat Pulau Kea, Britannic menghantam ranjau Jerman. Dalam waktu kurang dari satu jam, kapal megah itu tenggelam. Dari 1.065 orang yang berada di dalamnya, 30 meninggal dunia, sebagian besar akibat sekoci yang tersedot ke baling-baling raksasa kapal. Sejak saat itu, Britannic menjadi kapsul waktu yang terdiam di dasar laut.
Misi Penyelaman yang Penuh Tantangan
Pengangkatan artefak ini dilakukan pada Mei lalu oleh tim beranggotakan 11 penyelam profesional dengan peralatan selam sirkuit tertutup. Operasi tersebut dipimpin oleh sejarawan amatir asal Inggris, Simon Mills, pendiri Britannic Foundation, dan diawasi oleh Departemen Arkeologi Bawah Air Kementerian Kebudayaan Yunani.
Kondisi di lokasi bangkai kapal disebut sangat sulit. Arus bawah laut yang kuat, kedalaman ekstrem, dan visibilitas rendah membuat pekerjaan para penyelam menjadi berbahaya. Beberapa benda bersejarah yang semula masuk dalam daftar prioritas tidak dapat diambil karena posisinya yang sulit dijangkau atau kondisinya terlalu rapuh.
“Situasi di lokasi bangkai kapal sangat menantang. Beberapa artefak harus dibiarkan tetap di tempatnya untuk menjaga kelestarian,” demikian pernyataan resmi Kementerian Kebudayaan Yunani.
Perjalanan Artefak Menuju Konservasi dan Pameran
Setiap artefak yang berhasil diangkat langsung dimasukkan ke dalam wadah pelindung, dibersihkan dari organisme laut, dan dibawa ke laboratorium Ephorate of Underwater Antiquities di Athena untuk proses konservasi lanjutan.
Pemerintah Yunani berencana menampilkan benda-benda berharga tersebut dalam pameran permanen di Museum Nasional Purbakala Bawah Air yang sedang dibangun di Piraeus. Dalam pameran khusus bertema Perang Dunia I, Britannic akan menjadi sorotan utama, menuturkan kisahnya sebagai kapal megah yang berubah menjadi rumah sakit terapung dan berakhir tragis.
Menghidupkan Kembali Sejarah Laut Dalam
Operasi pengangkatan artefak ini tak hanya menjadi pencapaian teknis, tetapi juga membuka jendela baru bagi para sejarawan dan penggemar maritim. Dengan melihat langsung lonceng pos pengamat atau ubin keramik dari kamar mandi Turki Britannic, publik dapat merasakan kembali kemegahan kapal tersebut sebelum tragedi menghentikan pelayarannya.
Britannic, bersama Titanic dan RMS Olympic, dulunya menjadi simbol kejayaan kapal penumpang transatlantik. Penemuan terbaru ini mengingatkan bahwa meski lebih dikenal karena kakaknya yang terkenal, Britannic menyimpan kisah heroisme dan kehilangan yang tak kalah menyentuh. Dengan dipamerkannya artefak-artefak tersebut, sejarah yang lama terkubur di dasar Laut Aegea kini kembali hidup di hadapan dunia. (A46)