Semarang, Sinata.id – Warga Kota Semarang digemparkan oleh penemuan jasad seorang pemuda di dalam tandon air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal. Peristiwa ini menjadi perhatian publik lantaran air dari penampungan tersebut sebelumnya sempat digunakan masyarakat.
Informasi awal mengenai penemuan mayat itu beredar melalui unggahan akun Instagram @andreli_48 pada 22 Agustus 2025. Dalam unggahan tersebut, terlihat kondisi jasad yang ditemukan mengapung di reservoir Siranda, salah satu fasilitas penyimpanan air milik PDAM.
Sebelum penemuan mengejutkan itu, warga sempat mengeluhkan kualitas air yang dialirkan ke rumah-rumah. Beberapa warga melaporkan adanya bau menyengat yang tidak wajar pada air yang mereka gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk konsumsi.
Identitas jenazah kemudian diketahui sebagai Dion Kusuma Pratama (20). Korban dilaporkan hilang selama 19 hari sebelum akhirnya ditemukan di dalam tandon. Dugaan sementara, korban terjatuh ke dalam reservoir dalam kondisi mabuk.
Kabar ini memicu beragam reaksi warganet. Beberapa di antaranya membandingkan peristiwa ini dengan kasus serupa yang pernah terjadi di daerah lain, sementara sebagian besar mengungkapkan kekhawatiran terkait trauma masyarakat terhadap air bersih yang mereka gunakan.
PDAM Tirta Moedal Temukan Ventilasi Rusak di Reservoir Siranda
Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Semarang, Yudi Indardo, menyampaikan bahwa pihaknya menemukan adanya kerusakan pada ventilasi reservoir Siranda. Kondisi ini diduga berkaitan dengan bagaimana korban bisa masuk ke dalam tandon yang seharusnya tertutup rapat dan tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
“Reservoir Siranda memiliki desain khusus. Di bagian atas terdapat ventilasi, dan saat ini dua pintu ventilasi terlihat sudah terbuka akibat didobrak. Namun, kami belum dapat memastikan apakah kerusakan itu dilakukan oleh korban sendiri atau pihak lain,” ujar Yudi dikutip Sinata.id, Sabtu (23/8/2025).
Lebih lanjut, Yudi menegaskan bahwa reservoir yang dibangun sejak era Belanda pada tahun 1912 itu sebenarnya sudah tidak digunakan untuk distribusi air bersih sejak Maret lalu. Penampungan tersebut kini hanya berisi air setinggi 1–2 meter dari kapasitas maksimal 5 meter, semata-mata untuk menjaga agar struktur bangunan tidak mengalami keretakan.
Penemuan ini masih menyisakan tanda tanya besar bagi warga dan pihak berwenang. Polisi bersama PDAM kini melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab masuknya korban ke dalam tandon, serta memastikan agar kejadian serupa tidak kembali terulang. (A46)