Sinata.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan belum mampu bangkit pada perdagangan Kamis (23/10/2025). Setelah menutup sesi Rabu (22/10/2025) di level 8.152,55 atau turun 1,04 persen, indeks domestik diprediksi masih akan bergerak di zona merah.
Menurut analisis Phintraco Sekuritas, pelemahan yang terjadi bukan tanpa alasan. Aksi ambil untung atau profit taking dipicu oleh koreksi di bursa Asia, ditambah keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga acuannya.
RDG BI kembali menetapkan BI Rate di 4,75 persen, dengan deposit facility rate di 3,75 persen dan lending facility rate di 5,5 persen.
Secara teknikal, IHSG sebenarnya masih dalam fase bullish dalam jangka menengah hingga panjang.
Indeks masih bertahan di atas MA100 dan MA200, dua garis rata-rata yang menjadi indikator arah tren pasar. Namun, dalam jangka pendek, IHSG tengah menguji MA20 di sekitar level 8.121.
Phintraco memperingatkan adanya potensi pelemahan menuju area 8.050–8.200, terutama karena terbentuknya gap down di posisi 8.117. Artinya, pergerakan IHSG berpotensi bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah.
Baca Juga: Momen Prabowo Suguhkan Kopi Hitam untuk Presiden Afrika Selatan
BI Rate Tetap, Sektor Properti Justru Menguat
Keputusan BI menahan suku bunga dinilai sejalan dengan inflasi yang masih stabil dan upaya menjaga nilai tukar rupiah.
Namun, keputusan tersebut belum cukup kuat untuk menopang seluruh sektor saham.
Harga komoditas emas yang terkoreksi tajam turut menyeret saham-saham berbasis komoditas, terutama di sektor basic material yang menjadi penekan terbesar IHSG hari ini.
Sebaliknya, saham sektor properti justru menguat, didorong sentimen positif dari rencana pemerintah memperpanjang insentif PPN DTP hingga Desember 2027.
Baca Juga: Uskup Timika Serukan Stop Pembunuhan Manusia di Tanah Papua
Kredit Mulai Pulih, Tapi Belum Optimal
Meski BI Rate tetap, kinerja kredit perbankan menunjukkan sinyal pemulihan.
Data mencatat pertumbuhan kredit pada September 2025 mencapai 7,7 persen secara tahunan (YoY), sedikit lebih tinggi dari 7,56 persen YoY di Agustus.
Kendati demikian, analis menilai pertumbuhan ini masih perlu digenjot untuk mendukung laju ekonomi nasional.
Di tengah tren melemah ini, Phintraco Sekuritas masih merekomendasikan sejumlah saham untuk trading harian.
Beberapa emiten yang dianggap berpotensi mencatat pergerakan positif adalah PTPP, BUMI, PANI, ELSA, dan INTP.
Dengan kondisi pasar yang sensitif terhadap sentimen global dan kebijakan domestik, analis menyarankan investor berhati-hati dan tetap selektif dalam memilih saham.
“IHSG masih berpotensi sideways dengan kecenderungan melemah,” tulis tim riset Phintraco dalam laporan mereka, Rabu sore (22/10/2025). [zainal/a46]