Jakarta, Sinata.id – IHSG menguat pada penutupan perdagangan Selasa (16/9/2025), naik 20,58 poin atau 0,26 persen ke level 7.957. Kenaikan ini ditopang stimulus ekonomi Rp16,2 triliun yang diumumkan pemerintah dan diyakinkan langsung oleh Menkeu Purbaya, serta optimisme pasar atas kebijakan moneter global yang stabil.
Sektor consumer non-cyclicals tampil sebagai motor penggerak utama dengan kenaikan signifikan 1,76 persen. Sebaliknya, sektor finansial terkoreksi 0,38 persen dan menjadi penahan laju IHSG. Pergerakan campuran ini mencerminkan rotasi sektor di tengah sentimen investor yang berhati-hati.
Pilarmas Investindo Sekuritas dalam riset harian menyebutkan, penguatan IHSG dan Rupiah didorong pengumuman paket stimulus baru senilai Rp16,2 triliun yang akan digelontorkan pada kuartal IV/2025. Sejumlah kebijakan bahkan diperpanjang hingga 2026. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa program ini tidak mengubah proyeksi defisit anggaran, yang tetap di level 2,78 persen terhadap PDB.
Dari sisi moneter, Bank Indonesia diprediksi menahan suku bunga acuan di level 5% pada Rabu (17/9/2025), setelah dua kali pemangkasan suku bunga pada Juli dan Agustus. Di kancah global, bursa Asia mayoritas bergerak positif berkat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter lanjutan dari The Fed pekan ini, dengan peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih terbuka.
Investor juga memantau perkembangan kesepakatan Amerika Serikat dan China terkait TikTok. Aplikasi populer itu rencananya akan ditempatkan di bawah kendali kepemilikan AS, dengan finalisasi kesepakatan dijadwalkan Jumat mendatang melalui pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyebut syarat komersial telah mencapai titik temu.
Bank of Japan Waspadai Dampak Tarif AS
Di Jepang, Bank of Japan (BoJ) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan 0,5 persen. BoJ juga menimbang dampak kebijakan tarif AS terhadap perekonomian Jepang yang sangat bergantung pada ekspor.
Saham-Saham Penggerak dan Penekan IHSG
Indeks LQ45 terpantau cenderung melemah sepanjang hari. Saham-saham penggerak penguatan IHSG di antaranya MEDC, AKRA, ANTM, UNVR, dan JPFA. Sebaliknya, INCO, MAPA, BBTN, MBMA, dan PGEO menjadi beban indeks. Di papan penguatan, INDX, SMLE, PICO, DWGL, dan ITIC tampil sebagai top gainers. Sementara itu, SURI, MERI, EMTK, AMMS, dan RELF menjadi top losers dengan penurunan terdalam.
Dengan kombinasi stimulus fiskal, ekspektasi suku bunga stabil, serta peluang pelonggaran global, pasar saham Indonesia menunjukkan daya tahan menghadapi ketidakpastian global. Namun, investor diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi volatilitas, terutama menjelang keputusan The Fed dan perkembangan hubungan dagang AS–China. (A46)