Oleh: Pdt Mis.Ev. Daniel Pardede, SH, MH
Sarapan Pagi Kristen
YouTube: Prison Hospital Crusade
Mazmur 49:21
“Manusia yang dengan segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.”
Shalom saudara yang dikasihi Tuhan
Banyak orang dari pagi hingga malam hanya memikirkan bagaimana menambah uangnya. Padahal, dari segi harta, mereka sudah berlimpah ruah dibanding orang sekitarnya. Tetapi tetap saja hati mereka tidak pernah merasa puas.
Orang seperti ini biasanya sulit memberi. Kalau pun memberi, seringkali hanya karena terpaksa, dan jumlahnya pun sangat kecil. Setiap kali harta atau barang mewahnya bertambah, ia memamerkan dan mengulang-ulang ceritanya agar banyak orang tahu.
Firman Tuhan sudah memperingatkan kita:
Amsal 23:6
“Jangan makan roti orang kikir, jangan ingin akan makanannya yang lezat.”
Bahkan, saat duduk bersama orang fasik, jangan tergiur dengan hidangan yang tampak menarik. Sebab itu menipu! Alkitab berkata:
Amsal 23:1-3
“Taruhlah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu.”
Tetapi ingatlah, jangan iri dengan orang fasik. Harta mereka mungkin melimpah, tetapi itu tidak membawa damai sejahtera.
Firman Tuhan menegaskan:
Amsal 23:17-18
“Janganlah hatimu iri kepada orang-orang fasik, tetapi takutlah akan Tuhan senantiasa, karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang.”
Jadi, bukan banyaknya harta yang membuat hidup kita berarti, melainkan pengertian dan takut akan Tuhan. Itulah yang membuat hidup kita berharga dan berbeda dengan “hewan yang dibinasakan.”
Ilustrasi Kehidupan Sehari-hari:
Bayangkan ada seorang kaya raya di kota kecil. Rumahnya megah, mobilnya banyak, pakaiannya serba mewah. Tetapi setiap hari ia gelisah, takut uangnya berkurang. Ia hitung-hitung terus uangnya, namun tidak pernah tenang. Saat ada tetangga sakit, ia hanya memberi sedikit, bahkan sering pura-pura tidak tahu.
Sebaliknya, ada seorang sederhana. Hartanya tidak banyak, tapi setiap kali ada orang susah, ia mau berbagi. Wajahnya selalu bersyukur, hidupnya penuh damai, dan orang-orang di sekitarnya merasa diberkati olehnya.
Pertanyaannya : siapa yang lebih bahagia di hadapan Tuhan? Tentu orang yang takut akan Tuhan dan mau berbagi dengan tulus.
Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat, dan pengertian akan Yang Mahakudus adalah pengertian.” (Amsal 9:10)
Harta bisa lenyap, kemuliaan dunia bisa sirna, tetapi takut akan Tuhan memberi kita hidup yang kekal dan masa depan yang penuh pengharapan. (A27)