Oleh: Pdt. Mis. Ev. Daniel Pardede, SH, MH.
Amsal 25:26
“Seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor, demikianlah orang benar yang kuatir di hadapan orang fasik.”
Saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Ada pepatah lama yang selalu kita ingat: “Berani karena benar, takut karena bersalah.”
Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai yang terjadi sebaliknya. Orang yang bersalah justru berani melawan, sedangkan orang yang benar malah takut menghadapi mereka. Firman Tuhan mengingatkan kita agar jangan pernah gentar terhadap orang fasik, sebab kebenaran selalu ada di pihak Tuhan.
Contoh dalam Alkitab:
* Adam dan Hawa takut kepada Tuhan karena sadar melanggar perintah-Nya (Kejadian 3:10).
* Ishak pernah takut kepada orang karena khawatir akan dibunuh demi mendapatkan istrinya, Ribka (Kejadian 26:7).
* Abraham menunjukkan takut akan Allah ketika diminta mengorbankan Ishak, tanda ketaatan penuh kepada kehendak Tuhan (Kejadian 22:12).
Yakub juga takut akan Allah saat bermimpi di Lus (kemudian diberi nama Betel), hingga ia mendirikan tugu peringatan untuk Tuhan.
Namun, ada pula contoh keberanian dalam iman:
Daud melawan Goliat hanya dengan tongkat, ketapel, dan lima batu kecil. Sementara Goliat lengkap dengan pedang dan tombak. Daud berkata dengan iman: “Sebab pertempuran adalah milik Tuhan, dan Ia akan menyerahkan kamu ke dalam tangan kami” (1 Samuel 17:47).
Jangan pernah ragu jika kita berjalan di dalam kebenaran. Jangan takut menghadapi mereka yang berbuat salah, sebab pertempuran kita bukanlah milik kita, melainkan milik Tuhan. Ia yang akan berperang bagi kita dan memberi kemenangan.
“Jika Allah di pihak kita, siapakah lawan kita? ” (Roma 8:31). Shalom. (A27)