Oleh: Pdt Miss.Ev Daniel Pardede. SH, MH.
Firman Tuhan dari Kisah Para Rasul 2:41-47 kembali mengingatkan kita pada kehidupan jemaat mula-mula. Mereka hidup dalam kesatuan, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, bersekutu, memecahkan roti, dan berdoa. Segala kepunyaan mereka dianggap kepunyaan bersama, sehingga tidak ada seorang pun yang berkekurangan. Dengan sukacita dan hati yang tulus, mereka memuji Allah dan disukai semua orang. Alkitab mencatat, “Tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Namun, realitas kekristenan hari ini berbeda. Perpecahan sering terjadi bukan karena pemahaman akan Kristus, melainkan karena sekat-sekat denominasi dan aturan gerejawi. Masih banyak jemaat yang sulit menerima ibadah bersama secara oikoumenis, dan bahkan ada gembala yang melarang jemaatnya beribadah di tempat lain.
Pdt. Mis Daniel Pardede, dalam pelayanan Prison Hospital Crusade setelah melakukan roadshow ke berbagai daerah di Taput dan Toba, menegaskan pentingnya melayani Firman Tuhan tanpa membawa simbol denominasi gereja. Ia menekankan, pelayanan sejati bukan soal nama gereja, tetapi bagaimana jemaat dibangun dalam Kristus.
Dalam renungan Sarapan Pagi Kristen, ia menyampaikan sepuluh pesan penting bagi gembala dan pelayan Tuhan agar jemaat tetap rindu beribadah, antara lain:
1. Memelihara kekudusan dalam perkataan dan perbuatan.
2. Melayani dengan tulus, bukan demi keuntungan.
3. Membuat pelayanan lebih bergairah dan tidak membosankan.
4. Hidup dalam pertobatan pribadi.
5. Menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Tidak mengklaim gerejanya sebagai yang paling sempurna.
7. Tekun memahami Firman Tuhan lebih mendalam.
8. Siap sedia berkhotbah kapan saja dengan kuasa Roh Kudus.
9. Rendah hati dan terbuka kepada sesama hamba Tuhan.
10. Ingatlah simbol pelayanan: “Melayani, bukan untuk dilayani” (Markus 10:45) dan “Layanilah Tuhan, baik atau tidak baik waktunya” (2 Timotius 4:2).
Kiranya pesan Firman ini mengingatkan setiap kita bahwa gereja bukanlah sekadar gedung atau denominasi, melainkan tubuh Kristus yang hidup. Marilah kita kembali kepada teladan jemaat mula-mula: hidup dalam kesatuan, saling mengasihi, dan bersekutu dalam kasih Kristus, agar nama Tuhan dipermuliakan dan jumlah orang yang diselamatkan semakin bertambah setiap hari. (A27)