Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family – Rabu, 10 Desember 2025.
Dalam momen renungan hari ini, pengajaran diangkat dari gambaran Tuhan Yesus mengenai hari penghakiman kelak. Kitab Suci mencatat bahwa pada hari terakhir akan ada pemisahan seperti gembala memisahkan domba dan kambing.
Yesus melukiskan diri-Nya hadir di tengah komunitas yang penuh keterbatasan: orang yang lapar, haus, tidak memiliki pakaian, tidak punya tempat tinggal, hingga yang berada dalam penjara.
Dalam situasi itu, respons manusia menjadi tolak ukur. Ada yang terlibat melayani seperti domba yang taat, tetapi ada pula yang tidak memperdulikan sesamanya sebagaimana kambing yang digambarkan tidak memiliki kasih. Renungan ini mengajak umat untuk kembali bertanya pada diri sendiri, masihkah kita dekat dengan mereka yang ingin Tuhan jamah melalui kepedulian kita? Apakah kita hadir sebagai tangan kasih, atau justru menjadi pribadi yang menutup hati?
*Pembacaan Alkitab*
1 Yohanes 3:16-18 (TB)
> 16. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
17. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
18. Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
*Ayat ini menegaskan* bahwa kasih tidak hanya terlihat dari kata-kata. Kristus memberikan teladan tertinggi ketika Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia.
Karena itu, murid-murid Kristus dipanggil untuk memiliki kasih yang aktif, bukan pasif—kasih yang bekerja, bukan hanya berbicara.
*Pertanyaan Perenungan*
1. Kapan kasih Kristus dapat kita ketahui? (ayat 16)
2. Apa kewajiban kita sebagai orang percaya? (ayat 16)
3. Mengapa kasih sering kali dipertanyakan di tengah kehidupan sosial? (ayat 17)
4. Bagaimana cara kita harus mengasihi? (ayat 18)
5. Masihkah kita hidup dalam kasih Kristus hari ini?
Saat teduh ini mengajak setiap orang percaya untuk memeriksa hati. Kasih diuji bukan ketika semuanya mudah, tetapi saat kita melihat orang lain kekurangan — apakah kita membuka pintu hati atau justru membiarkannya tertutup?
Tetaplah bersemangat membangun hidup rohani dalam saat teduh bersama Tuhan.
Kata Pamungkas:
Kasih yang sejati tidak berhenti di bibir, tetapi bergerak melalui tangan yang memberi dan hati yang peka. Di mana ada kasih yang diwujudkan, di situ Tuhan nyata hadir.[A27].