Jakarta, Sinata.id — Kemacetan lalu lintas parah melanda sejumlah ruas jalan di Jakarta Utara sejak Kamis 17 April dini hari, dipicu oleh antrean panjang truk yang hendak masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. Kepadatan kendaraan terjadi tidak hanya di jalur arteri, tetapi turut meluas hingga ruas jalan tol, mengganggu mobilitas warga dan aktivitas logistik.
Kemacetan Parah Melanda Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Utara
Beberapa titik terdampak antara lain Jalan Yos Sudarso, Marunda, Enggano, Plumpang, serta area sekitar pelabuhan. Kondisi lalu lintas di kawasan tersebut sempat lumpuh selama berjam-jam, bahkan hingga Kamis malam kemacetan belum sepenuhnya terurai.
Menjelang Jumat (18/4) dini hari, kepadatan mulai mereda setelah aparat kepolisian menerapkan sejumlah langkah rekayasa lalu lintas. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Tanjung Priok menyatakan kemacetan disebabkan oleh peningkatan signifikan aktivitas bongkar muat, bukan karena gangguan sistem di pintu masuk pelabuhan maupun terminal peti kemas.
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri, menjelaskan bahwa lonjakan kendaraan terjadi di Terminal NPCT 1. Volume truk yang melakukan aktivitas pengambilan dan pengiriman peti kemas meningkat hampir dua kali lipat, dari rata-rata 2.500 unit per hari menjadi lebih dari 4.000 unit. Ia meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan menegaskan bahwa operasional pelabuhan tetap berjalan normal dengan koordinasi intensif bersama pihak kepolisian.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, mengungkapkan bahwa kondisi lalu lintas mulai terkendali pada tengah malam. Meski pelabuhan idealnya menampung 3.000 truk, tercatat hingga 4.500 truk telah berada di area tersebut, sementara 2.500 truk lainnya masih mengantre di luar pelabuhan. Kemacetan turut merambat ke jalan tol, termasuk Tol Wiyoto Wiyono, dengan antrean kendaraan mencapai 15 kilometer.
Di sisi lain, warga yang terdampak turut merasakan beratnya situasi tersebut. Salah seorang pekerja, mengaku harus menunggu lebih dari satu jam karena tidak ada pengemudi ojek daring yang bersedia mengantar. Pengendara lain, menyebut perjalanannya tertunda selama satu jam akibat padatnya arus lalu lintas.
Kendati situasi perlahan membaik, dampak kemacetan masih dirasakan oleh masyarakat di sekitar wilayah pelabuhan. (*)