Pematangsiantar, Sinata.id – Tingkat kepercayaan warga untuk bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Pematangsiantar semakin rendah.
Hal itu seiring dengan kondisi saat ini, dimana, dari 14 SMP Negeri yang ada di Kota Pematangsiantar, pada penerimaan murid baru tahun ajaran 2025-2026 kali ini, terdapat 9 SMP Negeri yang tidak mampu memenuhi kuota jumlah siswa baru.
Sesuai informasi yang diterima, se-Kota Pematangsiantar, 9 SMP Negeri kekurangan 607 siswa, setelah masa pendaftaran penerimaan siswa baru ditutup.
Data yang diterima dari sumber terpercaya, SMP Negeri (SMPN) 3 kekurangan 105 siswa, SMPN 5 kekurangan 101 siswa, SMPN 8 kekurangan 35 siswa, dan SMPN 9 kekurangan 73 siswa.
Kemudian, SMPN 10 kekurangan 35 siswa, SMPN 11 kekurangan 63 siswa, SMPN 12 kekurangan 84 siswa, SMPN 13 kekurangan 23 siswa, serta SMPN 14 kekurangan 88 siswa.
Sedangkan SMPN 1, 2, 4, 6 dan SMPN 7, berhasil memenuhi kuota siswa yang diterima melalui seleksi penerimaan murid baru tahun ini.
Dampak dari Kualitas Lulusan SMP Negeri
Terkait semakin rendahnya minat masyarakat untuk bersekolah di SMP Negeri di Kota Pematangsiantar, menurut Wakil Ketua DPRD Kota Pematangsiantar Ir Daud Simanjuntak MT, tidak terlepas dari kualitas lulusan.
“Semuanya bermuara kepada kualitas murid hasil didikan di sekolah dimaksud, yang menjadi penilaian publik. Khususnya orang tua untuk lebih berminat menyekolahkan anaknya di SMP Negeri,” sebut Daud Simanjuntak melalui Whatsapp (WA), Rabu 9 Juli 2025.
Untuk itu pemerintah perlu melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap semakin rendahnya minat masyarakat untuk memilih bersekolah di SMP Negeri.
“Perlu pengkajian secara menyeluruh terhadap kondisi kekurangan murid ini. Terkait sistem penerimaan siswa baru dan sosialisasinya, kapabilitas kasek, SDM guru, kondisi ruang kelas, serta sarana pembelajaran lainnya,” ujarnya.
Selanjutnya Daud berharap, agar Pemko Pematangsiantar menjadikan kekurangan jumlah siswa tahun ini sebagai praduga awal untuk melakukan evaluasi kinerja kepala sekolah dan tenaga pendidik di tingkat SMP Negeri.
“Karena sektor pendidikan di Siantar harus menjadi fokus perhatian, agar bisa menjadi daya tarik, minat berkunjung dan tinggal di Siantar. Ayo segera berbenah,” ucap Daud sambil menyerukan ajakan.
Sementara Kadis Pendidikan Kota Pematangsiantar Hamdani Lubis tidak menjawab konfirmasi yang dilayangkan kepadanya melalui pesan WA. Saat ditelepon sebelumnya, juga tidak “mengangkat”. (*)