Sinata.id – Ketegangan Taliban vs Pakistan di perbatasan Afghanistan kembali meledak menjadi konflik bersenjata. Dentuman artileri dan desing peluru menghantam udara Minggu malam. Pasukan Taliban melancarkan serangan besar-besaran ke enam titik pertahanan militer Pakistan, sementara Islamabad membalas tanpa kompromi, memicu pertempuran paling mematikan sejak Taliban kembali berkuasa di Kabul pada 2021.
Suara dentuman senjata berat dan rentetan tembakan saling bersahutan di sepanjang garis Durand pada Minggu (12/10/2025) waktu setempat.
Konflik meletup hanya beberapa hari setelah militer Pakistan melancarkan serangan udara ke wilayah sekitar Kabul. Serangan tersebut memicu kemarahan pemerintah Afghanistan yang kini berada di bawah kendali Taliban, hingga kemudian melancarkan serangan balasan dari jalur darat menuju pos-pos militer Pakistan di perbatasan.
“Operasi pembalasan berhasil dilakukan,” ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Enayatullah Khwarizmi, melalui unggahan di platform X dilansir Al Jazeera.
Laporan keamanan Pakistan menyebutkan, serangan Taliban terjadi di sedikitnya enam titik perbatasan. Media nasional Radio Pakistan menayangkan rekaman suasana baku tembak, memperlihatkan nyala peluru artileri menerangi langit malam seperti perang terbuka di garis depan.
Baca Juga: Suami di TTU Mengubah Rumahnya Menjadi Lokasi Pembantaian, 3 Orang Tewas Seketika
Pakistan Tuding Taliban Serang Warga Sipil
Ketegangan makin memanas setelah Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, mengecam keras serangan Taliban. Menurutnya, serangan itu tidak hanya menyasar pos militer, tetapi juga mengenai permukiman penduduk.
“Menyerang warga sipil adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional,” tegas Mohsin.
Ia menegaskan bahwa negaranya tidak akan tinggal diam.
“Tidak satu pun provokasi akan dibiarkan tanpa balasan,” katanya.
Perang Klaim Korban
Hingga kini, kedua pihak saling adu klaim terkait jumlah korban.
Taliban mengumumkan telah menewaskan 58 tentara Pakistan dan merebut 25 pos militer di perbatasan.
Namun, militer Pakistan membantah dan menyebut jumlah yang tewas di pihaknya hanya 23 personel.
Sebaliknya, Pakistan mengklaim berhasil melumpuhkan lebih dari 200 pejuang Taliban Afghanistan, sementara kubu Taliban menyebut hanya sembilan orang tentaranya yang gugur.
Tidak satu pun angka korban ini bisa diverifikasi secara independen karena akses ke lokasi bentrokan sangat terbatas.
Pemicu Konflik
Meski dulu pernah berada di sisi yang sama, hubungan Pakistan dan Taliban Afghanistan semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Akar masalahnya adalah keberadaan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), kelompok militan yang berafiliasi dengan Taliban Afghanistan dan ingin mendirikan negara Islam versi garis keras di Pakistan.
Islamabad menuduh TTP menjadikan wilayah Afghanistan sebagai basis perlindungan dan pelatihan, lalu melancarkan serangan teror ke Pakistan, terutama di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Namun Taliban Afghanistan membantah tuduhan itu.
Data internal Pakistan mencatat, sejak Januari hingga pertengahan September 2025, lebih dari 500 orang tewas akibat serangan TTP, termasuk ratusan tentara dan polisi.
Sebuah laporan PBB bahkan menyebut TTP mendapatkan dukungan logistik dan operasi bersenjata dari jaringan di Afghanistan.
India Masuk dalam Pusaran Konflik
Ketegangan ini melebar menjadi isu regional setelah Pakistan menuding India ikut campur dalam konflik, bahkan dituduh memberikan dukungan kepada Taliban dan kelompok separatis guna mengguncang stabilitas Pakistan.
Namun New Delhi membantah balik dengan menyebut Pakistan justru selama ini menjadi “rumah aman” kelompok militan yang beroperasi di Kashmir. [zainal/a46]