Rekaman yang beredar memperlihatkan warga menembus arus banjir setinggi pinggang demi mendapatkan logistik.
Sementara itu, longsor besar menutup jalur utama di Sumatra utara, termasuk ruas Trans-Sumatera, membuat sejumlah wilayah terisolasi lebih dari 72 jam.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, bantuan hanya dapat dikirim lewat udara.
“Kami masih berupaya membuka jalur Tapanuli Utara–Sibolga,” ujarnya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Sambangi Pengungsi Banjir Aceh Tenggara, Suasana Haru Sambut Kedatangannya
Malaysia & Sri Lanka Turut Terdampak Parah
Di Malaysia, banjir besar menenggelamkan wilayah Perlis. Dua warga tewas, dan puluhan ribu lainnya dievakuasi.
Namun situasi terburuk terjadi di Sri Lanka setelah dihantam Siklon Ditwah.
Pemerintah mencatat 334 korban meninggal, hampir 400 warga hilang, 80.000 orang mengungsi, dan 120.000 lainnya bertahan di pusat penampungan.
Di antara korban hilang, terdapat lima personel angkatan laut yang terseret arus ketika memperbaiki instalasi air di Laguna Chalai.
Fasilitas listrik, jaringan telekomunikasi, hingga penyaring air mengalami kerusakan masif.
Militer Sri Lanka, naik darat, laut, dan udara, diturunkan penuh untuk operasi penyelamatan.
Cuaca Ekstrem Diprediksi Berlanjut
Pakar meteorologi memperingatkan bahwa curah hujan ekstrem masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan seiring pergerakan kedua siklon.
Beberapa negara melaporkan layanan publik berada pada titik kritis, sementara tim evakuasi bekerja tanpa henti.
Dengan masih banyak wilayah yang belum bisa diakses, para pejabat menyebut angka korban kemungkinan besar akan terus bertambah.
Asia kini berada pada fase darurat yang belum terlihat ujungnya. [a46]