Sinata.id – Suasana duka masih menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Hingga Jumat (3/10/2025), tim SAR gabungan kembali menemukan empat jenazah santri yang tertimbun reruntuhan bangunan musala berlantai empat yang ambruk pada awal pekan. Dengan tambahan temuan ini, jumlah korban meninggal dunia resmi bertambah menjadi sembilan orang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan seluruh korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi.
“Empat korban meninggal dunia kembali ditemukan hari ini. Dengan demikian, total korban jiwa tragedi Ponpes Al Khoziny menjadi sembilan orang,” ujar Abdul.
Baca Juga: Kisah Mistis Santri Selamat dari Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny
Pencarian 24 Jam Nonstop – 400 Personel Dikerahkan
Sejak bangunan musala runtuh pada Senin (29/9/2025), lebih dari 400 personel dari berbagai unsur dikerahkan untuk operasi pencarian. Basarnas, TNI-Polri, BPBD, pemadam kebakaran, dinas terkait hingga relawan bahu-membahu melakukan evakuasi selama 24 jam penuh secara bergantian.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungkapkan, pencarian dilakukan dengan kombinasi metode manual dan teknologi mutakhir, mulai dari Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, hingga Multi Search Leader. Namun, hasil pemeriksaan tidak lagi menunjukkan adanya tanda-tanda korban selamat.
“Langkah pencarian kini difokuskan pada evakuasi jenazah dan pembersihan puing menggunakan alat berat. Semua langkah dilakukan hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan,” tegas Suharyanto.
Baca Juga: Musala Ambruk Saat Santri Sedang Sujud? Keluarga Korban Al Khoziny Ikhlas
Korban Ditemukan dalam Kondisi Mengharukan
Salah satu momen yang menyayat hati terjadi saat tim SAR menemukan jasad santri bernama Rafi Catur Okta Mulya (17) pada Kamis (2/10/2025). Ia ditemukan dalam posisi sujud di zona A1 dekat pintu masuk musala, terhimpit cor-coran beton. Tepat di sampingnya, seorang santri lain bernama Syahlendra Haical (13) berhasil selamat.
Evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena kondisi bangunan masih rawan runtuh. Rafi dibawa ke RS Siti Hajar untuk proses identifikasi, sementara Haical dirawat intensif di RSUD Sidoarjo.
Tidak hanya itu, pada Jumat siang, tim SAR juga menemukan dua jasad lain di area tempat wudhu musala yang menjadi titik terparah tertimbun reruntuhan beton. Keduanya langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk pencocokan data antemortem dan postmortem.
Jumlah Korban Terdampak Capai 166 Orang
Data BNPB mencatat total korban terdampak mencapai 166 orang. Dari jumlah tersebut, 111 sudah ditemukan dengan rincian: 14 masih dirawat di rumah sakit, 89 sudah diperbolehkan pulang, dan sembilan orang dipastikan meninggal dunia. Sementara itu, 54 orang santri masih dinyatakan hilang dan terus dalam proses pencarian.
Untuk mempercepat operasi, BNPB mengerahkan dukungan penuh berupa 200 kantong jenazah, ribuan masker, APD, hingga insentif operasional bagi tim gabungan. Alat berat seperti crane, excavator breaker, dump truck, hingga puluhan ambulans juga disiagakan di lokasi.
Keluarga Korban Ikhlas,
Sebelum penggunaan alat berat, seluruh keluarga korban telah diminta persetujuan. Mereka menyatakan ikhlas bila kondisi jenazah terganggu dalam proses evakuasi.
“Seluruh pihak keluarga korban sudah merelakan, setelah dijelaskan bahwa tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan,” ujar Suharyanto.
Tragedi ini sekaligus memunculkan sorotan besar publik terhadap standar konstruksi bangunan pondok pesantren.
Banyak pihak menilai perlunya pengawasan lebih ketat terhadap pembangunan fasilitas pendidikan berbasis pesantren agar peristiwa serupa tidak terulang.
Hari demi hari pencarian di Ponpes Al Khoziny masih terus berlangsung. Setiap jenazah yang ditemukan menambah duka, namun sekaligus memberi kepastian bagi keluarga yang menanti kabar.
Sementara itu, tim SAR tetap berpacu dengan waktu, membersihkan puing demi puing, berharap bisa menemukan santri lain yang masih tertimbun. (A46)
sumber: sindonews | pikiranrakyat | detik