Oleh : Pastor Dion Panomban
Shalom, Umat Tuhan!, Saat Teduh Abbah Home Family, Senin Tanggal 6 Oktober 2025.
Dalam perjalanan iman kita, sering kali kita terpesona oleh kerinduan akan perkara-perkara besar—urapan yang dasyat, kuasa Allah yang luar biasa, dan pelayanan yang berdampak luas. Namun, Tuhan Yesus justru mengingatkan kita untuk memulai dari hal yang kecil.
Mamon—atau harta duniawi—dalam pandangan kerajaan Allah dianggap sebagai hal yang kecil. Tetapi justru di situlah sering kali hati manusia diuji. Tuhan Yesus menegaskan bahwa mamon dapat mengalihkan hati manusia dari kasih yang sejati kepada-Nya. Maka dari itu, kesetiaan dan kebenaran dalam hal-hal kecil menjadi dasar penting sebelum kita dipercaya mengelola hal-hal besar.
Apakah kita sudah setia dalam mengelola talenta, potensi, keuangan, jabatan, atau kedudukan yang Tuhan percayakan? Apakah kita sudah bertanggung jawab terhadap pasangan, anak-anak, dan keluarga yang merupakan pusaka Tuhan? Rasul Paulus menegaskan dalam 1 Timotius 5:8 bahwa orang yang tidak memelihara keluarganya disebut murtad dan bahkan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Firman Tuhan hari ini dari 2 Timotius 2:19–23 mengajarkan bahwa:
* Tuhan mengenal siapa milik-Nya, dan setiap orang yang menyebut nama Tuhan harus meninggalkan kejahatan (ay. 19).
* Di dalam rumah yang besar ada perabot dari emas, perak, kayu, dan tanah—ada yang dipakai untuk maksud mulia, ada pula untuk maksud yang kurang mulia (ay. 20).
* Siapa yang mau menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat akan menjadi perabot yang kudus, layak dipakai Tuhan untuk pekerjaan yang mulia (ay. 21).
* Kita harus menjauhi nafsu orang muda, mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai (ay. 22).
* Dan menghindari soal-soal bodoh yang menimbulkan pertengkaran (ay. 23).
*Prinsip yang dapat kita renungkan hari ini:*
Kesetiaan dalam hal kecil menunjukkan kesiapan hati untuk dipercaya dalam perkara besar. Tuhan tidak menilai dari banyaknya harta atau tingginya jabatan, tetapi dari hati yang tulus, jujur, dan bertanggung jawab atas apa yang telah dipercayakan. Orang yang setia dan benar dalam hal kecil akan menjadi “perabot emas dan perak”—dipandang layak dan dikuduskan untuk dipakai oleh Tuhan bagi pekerjaan yang mulia.
“Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya.” (2 Timotius 2:19)
Biarlah kita menjadi umat yang dikenal Tuhan karena kesetiaan kita dalam hal-hal kecil, agar hidup kita layak dipakai untuk kemuliaan-Nya yang besar.(A27).