Namun, Chelsea masih memiliki satu modal penting: rekor kandang yang sangat dominan atas Everton.
Dalam tiga dekade terakhir, The Blues belum pernah kalah saat menjamu The Toffees di ajang liga.
Catatan panjang itu menjadi sumber optimisme tersendiri di tengah tekanan yang menggunung.
Sementara itu, Everton datang ke London dengan rasa percaya diri tinggi.
Sejak kembali berada di bawah kendali David Moyes, performa The Toffees menunjukkan lonjakan signifikan. Lini belakang tampil solid, sementara efektivitas serangan membuat mereka mampu mengamankan poin demi poin.
Dalam beberapa pekan terakhir, Everton mencatatkan kemenangan beruntun tanpa kebobolan, termasuk kemenangan telak atas Nottingham Forest yang mengangkat posisi mereka di klasemen.
Torehan poin di fase awal musim ini pun masuk dalam jajaran terbaik sepanjang sejarah klub di era Premier League.
Capaian tersebut membuka kembali asa Everton untuk bersaing di papan atas dan bahkan mengintip peluang tampil di kompetisi Eropa.
Meski begitu, tantangan besar menanti di Stamford Bridge—stadion yang selama puluhan tahun tak pernah memberi kemenangan bagi Everton, sekaligus menjadi salah satu markas tersulit bagi David Moyes dalam karier kepelatihannya.
Laga Chelsea vs Everton bukan sekadar perebutan tiga poin, melainkan pertarungan mental, konsistensi, dan ambisi dua tim yang sama-sama membawa beban besar.
Stamford Bridge akan menjadi panggung penentuan: apakah Chelsea mampu bangkit, atau justru Everton melanjutkan momentum impresif mereka. [a46]






