Tim dokter kemudian melakukan operasi eksploratif dan menemukan kerusakan parah pada usus halus serta usus besar akibat tekanan magnet.
Seluruh magnet berhasil diangkat, namun sebagian jaringan usus terpaksa dibuang. Pasien dirawat selama delapan hari sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
Kasus ini memunculkan kembali kekhawatiran terhadap bahaya magnet neodymium yang banyak dijual sebagai mainan atau pereda stres untuk orang dewasa.
Meski Selandia Baru dan Australia telah melarang peredarannya, penegakan aturan dinilai masih lemah karena magnet serupa tetap mudah ditemukan secara daring dengan harga murah.
Anak tersebut diketahui membeli magnet dari toko di platform e-dagang Temu. Juru bicara perusahaan menyatakan tidak dapat memverifikasi klaim tersebut, namun memastikan produk yang dijual telah sesuai dengan regulasi Selandia Baru.
“Magnet bisa berbahaya jika tertelan. Kami mendukung peningkatan kesadaran publik mengenai risikonya,” kata pihak Temu. (A58)