Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family
Selasa, 15 November 2025
Pemuridan sejati tidak hanya berbicara tentang rangkaian kotbah atau pelajaran rohani semata. Inti dari pemuridan adalah keteladanan hidup. Rasul Paulus menegaskan, “Ikutlah teladanku, karena aku juga mengikuti teladan Kristus.”
Keteladanan menjadi dasar yang tidak dapat dipisahkan dari proses pemuridan, sebab Yesus sendiri memberikan contoh nyata tentang bagaimana hidup sebagai murid Allah.
Salah satu teladan Yesus yang paling kuat adalah kerendahan hati.
Dalam Matius 11:29 Tuhan Yesus berkata, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Artinya, kerendahan hati adalah ciri utama seorang murid sejati.
Tanpa kerendahan hati, pemuridan hanya menjadi kegiatan rohani tanpa transformasi karakter.
Pemuridan yang sejati bertujuan menghasilkan multiplikasi—lahirnya pekerja, pelayan, dan pemimpin yang memiliki kualitas dan kapasitas rohani yang matang, semuanya dibangun melalui keteladanan hidup yang terlihat dan diteladani.
Pada saat teduh hari ini, jemaat diajak merenungkan pembacaan Alkitab dari 1 Yohanes 1:6-10, yang menekankan pentingnya hidup dalam terang dan kejujuran rohani di hadapan Allah.
Rasul Yohanes menegaskan bahwa seseorang tidak dapat mengaku memiliki persekutuan dengan Allah tetapi tetap hidup dalam kegelapan. Persekutuan yang sejati hanya dapat terbangun ketika orang percaya memilih hidup dalam terang, sehingga darah Kristus menyucikan mereka dari dosa.
Dalam nats ini juga dijelaskan bahwa orang yang menyatakan dirinya tidak berdosa sebenarnya sedang menipu diri sendiri, karena setiap manusia memerlukan kasih karunia Allah. Pengampunan dan penyucian hanya diberikan ketika seseorang mengaku dosa di hadapan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang setia dan adil untuk mengampuni dan melepaskan dari kejahatan.
*Pertanyaan Perenungan:*
1. Apa yang anda tahu tentang persekutuan? (ay. 6–7)
2. Mengapa persekutuan sangat ditentukan oleh hidup dalam gelap atau terang? (ay. 6–7)
3. Apa yang dimaksud merasa tidak berdosa? (ay. 8)
4. Apa definisi menipu diri sendiri? (ay. 8)
5. Kapan kita diampuni dan dilepaskan dari kejahatan? (ay. 9)
6. Apakah anda sudah hidup dalam terang?
Hidup dalam keteladanan dan kerendahan hati bukanlah pilihan tambahan bagi murid Kristus—itulah jalan untuk tinggal dalam terang, mengalami penyucian, dan menghasilkan buah yang memuliakan Tuhan.(A27)