Oleh: Pastor Dion Panomban – dari Yerusalem
Saat teduh Abba Home Family,
Jumaat 7 November 2025.
Sukses sebuah pemuridan adalah ketika kita sebagai pemurid memiliki mental atau nilai-nilai pengorbanan.
Seperti apa yang Yesus katakan bahwa kita harus menyerahkan nyawa kita jika ingin melihat pertumbuhan sebuah kehidupan dalam pemuridan terjadi.
Kita perlu menyangkal diri dan memikul salib.
Kita harus mengalami kematian daging atau ego kita sebuah kehidupan dimana kita menyerahkan kehendak dan kemauan kita kepada kehendak, kemauan dan rencanaNya.
Ada banyak orang dalam pemuridan berhenti karena mereka putus asa. dan bersikap duniawi sehingga pemuridan berhenti pada kumpul kumpul atau senang senang atau makan makan semata, tidak punya fokus dan kasih kepada manusia.
Pembacaan Alkitab
Galatia 4:12-16 (TB) Aku minta kepadamu, saudara-saudara, jadilah sama seperti aku, sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu. Belum pernah kualami sesuatu yang tidak baik dari padamu.
(13) Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku.
(14) Sungguhpun demikian keadaan tubuhku itu, yang merupakan pencobaan bagi kamu, namun kamu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang hina dan yang menjijikkan, tetapi kamu telah menyambut aku, sama seperti menyambut seorang malaikat Allah, malahan sama seperti menyambut Kristus Yesus sendiri.
(15) Betapa
bahagianya kamu pada waktu itu! Dan sekarang, di manakah bahagiamu itu? Karena aku dapat bersaksi tentang kamu, bahwa jika mungkin, kamu telah mencungkil matamu dan memberikannya kepadaku.
(16) Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Pertanyaan perenungan;
1. Mengapa Paulus ingin jemaat seperti dirinya?(ay 12).
2. Apa maksud Paulus dengan tubuhnya? (ay 13-14).
3. Bagaimana sikap jemaat terhadap Paulus? (ay 14).
4. Perubahan apa yang terjadi pada jemaat galatia (ay 15)
5. Prinsip apa yang anda dapat dari saat teduh pagi ini utk pemuridan ?
Pemuridan sejati lahir dari hati yang rela berkorban dan taat kepada kehendak Tuhan. Seperti Paulus, biarlah kita tetap berkata dan hidup dalam kebenaran, meski tidak selalu disukai, sebab kasih Kristuslah yang menjadi tujuan akhir dari setiap pelayanan kita.
Selamat bersaat teduh dari danau galelea saat teduh ini dibuat. (A27)