Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family Sabtu tanggal 4 Oktober 2025.
Jika persembahan atau segala sesuatu yang berkaitan dengan mamon atau uang dapat mempengaruhi hidup seseorang bahkan sebuah bangsa, maka kita perlu belajar untuk hidup sesuai dengan harapan Tuhan, khususnya dalam pengelolaan keuangan dan persembahan.
Sejarah iman menunjukkan bagaimana umat Tuhan sering jatuh dalam kesalahan dengan menyeleweng dari prinsip Allah. Mereka bahkan sampai berani menipu Tuhan dalam hal persembahan *(Mal 3:6-12* ). Dalam kasus penipuan selalu ada dua pihak: pelaku dan korban. Betapa mengerikannya bila umat Tuhan menjadi pelaku, sedangkan yang mereka coba tipu adalah Tuhan sendiri.
Tidak heran jika akibatnya mereka mengalami ketidaknormalan hidup: masalah ekonomi, kesehatan yang terganggu, dan yang paling berbahaya adalah renggangnya hubungan dengan Tuhan.
Karena itu, mari kita kembali kepada prinsip yang benar: menyerahkan harta kita kepada Tuhan, mengelola keuangan dengan takut akan Allah, sehingga kita mengalami janji-Nya — penjagaan, pemeliharaan, dan berkat yang melimpah sampai dunia melihat dan berkata:
“Kamu disebut berbahagia, sebab kamu menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.” *(Mal 3:12).*
Pembacaan Alkitab: *Amsal 3:7-11 (TB)*
(7) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;
(8) itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
(9) Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
(10) maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
(11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
*Pertanyaan Perenungan:*
1. Apa maksud memuliakan Tuhan dengan harta? (ay. 9)
2. Apakah anda sudah memuliakan Tuhan khususnya dalam hal harta kekayaan? (ay. 9)
3. Apa dampak saat harta kita memuliakan Tuhan? (ay. 10)
4. Bagaimana agar kita mengalami pemulihan dan kesembuhan? (ay. 7-8)
5. Apa kaitan ayat 8 dengan ayat 9?
Mari kita belajar dengan rendah hati untuk tidak mengandalkan hikmat sendiri, melainkan takut akan Tuhan dan menghormati Dia dengan seluruh harta kita. Saat kita setia memuliakan Tuhan melalui persembahan dan pengelolaan keuangan yang benar, maka janji-Nya akan nyata: tubuh kita disembuhkan, kehidupan kita dipulihkan, lumbung-lumbung kita penuh, dan sukacita melimpah.
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah.” *(Amsal 3:9-10)* Haleluya. (A27).