oleh: Pdt Manser Sagala, MTh
Hidup dalam pengorbanan bukan sekadar ajaran rohani, tetapi sebuah panggilan iman untuk meneladani kasih Kristus yang rela menyerahkan segalanya demi keselamatan manusia. Seperti tertulis dalam Roma 3:23-24 dan Yohanes 3:16, kasih dan anugerah Tuhan yang menyelamatkan kita menuntun umat percaya untuk hidup bukan bagi diri sendiri, melainkan bagi Tuhan dan sesama.
Pdt. Manser Sagala dalam pesan renungannya menyampaikan bahwa pengorbanan sejati bukan diukur dari seberapa besar kita memberi, melainkan seberapa dalam kita rela menyerahkan diri sepenuhnya untuk kehendak Tuhan.
Berikut tiga pilar utama dalam menjalani hidup yang penuh pengorbanan:
1. Mempersembahkan Diri sebagai Korban yang Hidup (Roma 12:1-2)
Pengorbanan sejati tidak lagi berpusat pada persembahan materi, tetapi pada penyerahan total diri kepada Tuhan.
Yesus berkata:
> “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Lukas 9:23)
Artinya, hidup dalam pengorbanan adalah menyangkal keinginan daging dan ego, serta mengutamakan kehendak Tuhan di atas segalanya.
Segala waktu, talenta, dan harta digunakan untuk memuliakan nama-Nya. Sebab seperti firman berkata:
> “Ketaatan lebih berharga daripada korban sembelihan.” (1 Samuel 15:22)
Hidup kudus menjadi bukti nyata bahwa kita telah dibaharui oleh Roh Kudus dan tidak serupa dengan dunia ini.
2. Pengorbanan Kasih kepada Sesama (1 Yohanes 3:16-18)
Kasih sejati selalu disertai pengorbanan.
Mengasihi tanpa pamrih berarti rela memberi waktu, tenaga, bahkan kenyamanan diri demi kebaikan orang lain.
> “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya, bagaimana kasih Allah tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17)
Bentuk pengorbanan kasih juga diwujudkan lewat pengampunan, yaitu melepaskan hak untuk membalas dan memilih untuk mengasihi, meneladani pengampunan Kristus di kayu salib.
Kerendahan hati menjadi dasar melayani dengan tulus, sebagaimana tertulis dalam Filipi 2:3-4, agar kita tidak mencari kepentingan sendiri, melainkan memperhatikan kepentingan orang lain.
3. Pengorbanan Ucapan dan Pujian (Ibrani 13:15)
Pengorbanan bukan hanya dalam tindakan, tetapi juga dalam ucapan dan pujian.
Setiap perkataan yang memuliakan Tuhan adalah korban syukur yang harum di hadapan-Nya.
Bahkan di tengah kesulitan, lidah yang tetap bersyukur menunjukkan iman yang teguh.
Selain itu, membawa jiwa kepada Kristus adalah bentuk pengorbanan besar yang bernilai kekal — mengorbankan kenyamanan diri untuk menyampaikan kabar keselamatan dan pengharapan kepada sesama.
Hidup dalam pengorbanan berarti mengalihkan fokus dari kepentingan diri kepada kepentingan Tuhan dan sesama.
Inilah hidup yang berharga, berkenan di hadapan Allah, dan meninggalkan jejak kasih yang kekal.
Doa dan Harapan Pdt. Manser Sagala:
> “Kiranya kita semua memenuhi panggilan Tuhan dengan penuh pengorbanan, karena hidup yang dipersembahkan kepada Kristus tidak akan pernah
> “Sebab barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”
— Matius 16:25
Tuhan Yesus memberkati kita semua. (A27)
Untuk pelayanan dan konseling rohani:
0811 762 709
Pdt Manser Sagala