Oleh: Pdt Mis Ev Daniel Pardede,MH
Renungan rohani pagi ini mengangkat pesan penguatan dari Injil Yohanes 14:1 mengenai kegelisahan yang sering melanda kehidupan manusia. Ayat tersebut menegaskan, “Jangan gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.” Pesan ini kembali mengingatkan umat Kristen untuk menyerahkan seluruh ketidakpastian hidup kepada Tuhan.
Kondisi gelisah kerap muncul akibat ketidakpastian masa depan, baik dalam hal kesehatan, usaha, pertanian yang terpengaruh cuaca ekstrem, hingga para pelaut yang menghadapi risiko di laut. Situasi serupa juga dialami para pelaku perjalanan darat maupun udara yang menghadapi berbagai tantangan.
Dalam Alkitab, kegelisahan dialami oleh banyak tokoh. Raja Herodes, misalnya, diliputi rasa takut ketika mendengar kabar kelahiran Yesus sebagai Raja orang Yahudi (Matius 2:3,7). Firaun pun pernah mengalami kegelisahan hebat setelah mengalami mimpi yang hanya dapat ditafsirkan oleh Yusuf (Kejadian 41:8). Bahkan, hingga masa kini, banyak orang yang masih diliputi gelisah tentang kedatangan Tuhan Yesus, sebagaimana digambarkan dalam 2 Tesalonika 2:1-12.
Yesus sendiri memberikan penghiburan kepada umat-Nya melalui Yohanes 14:27. Ia menegaskan bahwa damai sejahtera dari-Nya tidak sama dengan apa yang ditawarkan dunia. Karena itu, setiap orang percaya diajak untuk tidak gelisah maupun gentar menghadapi berbagai persoalan hidup.
Melalui renungan ini, umat Kristen diingatkan bahwa sikap hati menentukan cara menghadapi pencobaan. Ketika seseorang berjalan bersama Tuhan, ketenangan akan menyertai. Namun, ketika menjauh dari Tuhan, kegelisahan justru semakin kuat dan menjerat.
Mazmur 1:1-6 juga disampaikan sebagai pengingat penting untuk menjauhi nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, serta tidak duduk bersama pencemooh. Sebaliknya, orang percaya diminta merenungkan firman Tuhan setiap hari, sehingga hidupnya akan berbuah dan apa yang dilakukannya mendatangkan keberhasilan.
“Ketenangan bukan datang dari keadaan yang baik, tetapi dari hati yang bersandar kepada Tuhan. Dalam setiap badai kehidupan, damai Kristus adalah jangkar yang tak tergoyahkan. Shalom.”( A27).






