Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family, Kamis 2 Oktober 2025.
Rasul Paulus menegaskan kepada anak rohaninya, Timotius, tentang bahaya Mamon (uang dan kekayaan) yang dapat memperbudak hati manusia. Walau uang hanyalah bagian kecil dalam Kerajaan Allah, kenyataannya masalah keuangan sering menjadi batu sandungan yang besar, bahkan mengganggu pertumbuhan rohani banyak orang, termasuk jemaat Tuhan.
Pertanyaan pentingnya adalah:
* Bagaimana sikap kita terhadap Mamon?
* Apakah Yesus sudah sungguh menjadi yang utama dalam seluruh aspek hidup kita, termasuk dalam cara kita memperlakukan uang?
Alkitab mengajarkan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang *(1 Timotius 6:10).* Rasa tamak membuat banyak orang terseret dalam jerat pencobaan, meninggalkan iman, dan akhirnya menderita. Karena itu, Paulus mengingatkan Timotius agar selalu menegur orang percaya supaya:
* Tidak meninggikan diri karena kekayaan.
* Tidak menaruh pengharapan pada harta yang fana.
* Bergantung penuh hanya kepada Allah yang hidup.
* Menggunakan berkat Tuhan untuk berbuat baik, gemar memberi, dan menjadi kaya dalam kebajikan.
Dengan demikian, kita mengumpulkan harta yang sejati di surga sebagai dasar yang kokoh bagi kehidupan kekal.
Pembacaan Alkitab
*1 Timotius 6:6-10*
*Pertanyaan Perenungan:*
1. Mengapa cinta uang disebut akar kejahatan? *(ay. 10)*
2. Apa dampak cinta uang? *(ay. 10)*
3. Bagaimana membebaskan diri dari cinta uang? *(ay. 10)*
4. Mengapa kita dilarang memburu uang? *(ay. 9)*
5. Apa salahnya dengan uang? *(ay. 9-10)*
6. Sikap apa yang Paulus mau ada pada Timotius? *(ay. 6-8)*
Uang bukanlah tuan, melainkan hamba. Saat kita belajar cukup, murah hati, dan mengandalkan Allah, maka Mamon tidak akan pernah berkuasa atas hidup kita. “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah” ( *1 Timotius 6:8).* syalom
(A27)