Oleh: Pdt Manser Sagala, M.Th.
Mengenal Tuhan Yesus lebih dalam sesungguhnya identik dengan mengasihi-Nya dengan sungguh-sungguh. Pengenalan yang sejati tidak hanya sebatas pengetahuan intelektual, tetapi menghasilkan kasih dan ketaatan yang nyata dalam hidup orang percaya.
1. Mengenal Tuhan Yesus = Mengasihi Tuhan dengan Sungguh-Sungguh
Pengenalan yang mendalam tentang Tuhan Yesus — memahami siapa Dia, apa yang telah Dia lakukan, dan apa yang Dia kehendaki — akan secara alami menumbuhkan kasih yang tulus kepada-Nya.
Dasar Kasih Kita: Dia Mengasihi Kita Terlebih Dahulu
Kasih kita kepada Tuhan bukan berasal dari diri kita sendiri, melainkan merupakan respons terhadap kasih Allah yang lebih dahulu dicurahkan kepada kita melalui Yesus Kristus.
1 Yohanes 4:19 (TB)
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
Ketika kita memahami dan mengakui pengorbanan Yesus di kayu salib (Yohanes 3:16), kasih-Nya yang tanpa syarat akan mengubah hati kita dan memampukan kita untuk mengasihi Dia dengan segenap hati.
2. Bukti Kasih Kita: Ketaatan kepada Perintah-Nya
Yesus menjelaskan dengan tegas bahwa bukti kasih sejati kepada-Nya adalah ketaatan kepada perintah-perintah-Nya.
Yohanes 14:15 (TB)
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”
Yohanes 14:21 (TB)
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Mengenal-Nya berarti tahu perintah-Nya.
Mengasihi-Nya berarti rindu untuk menaati perintah-Nya.
Ketaatan ini lahir bukan karena keterpaksaan atau ketakutan akan hukuman, tetapi karena kasih dan rasa syukur atas keselamatan yang telah diberikan-Nya.
3. Perintah Utama: Kasih kepada Allah dan Sesama
Pengenalan yang benar akan Yesus membawa kita pada inti hukum kasih, yaitu mengasihi Allah dengan totalitas dan mengasihi sesama manusia.
Matius 22:37–39 (TB)
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh berarti:
Segenap Hati : melibatkan perasaan, keinginan, dan kerinduan terdalam kita.
Segenap Jiwa: melibatkan kehidupan rohani dan kehendak kita untuk tetap setia.
Segenap Akal Budi: melibatkan pikiran yang memahami dan merenungkan kebenaran Firman Tuhan.
Kasih yang sejati kepada Tuhan juga diwujudkan dalam kasih nyata kepada sesama, seperti yang ditegaskan dalam 1 Yohanes 4:20–21 — bahwa seseorang tidak dapat mengaku mengasihi Allah jika ia membenci saudaranya.
Kesimpulan
Mengenal Tuhan Yesus lebih dalam bukanlah sekadar memahami ajaran-Nya, tetapi menjalin hubungan pribadi yang menghasilkan kasih sejati. Kasih itu tampak dalam:
1. Ketaatan sukarela terhadap Firman Tuhan.
2. Pengabdian total dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi.
3. Kasih nyata yang diwujudkan kepada sesama.
Semua ini berakar dari satu kebenaran:
“Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19)
Semakin kita mengenal Yesus, semakin besar kasih kita kepada-Nya.
Kasih yang sejati tidak hanya di bibir, tetapi nyata dalam ketaatan dan perbuatan.
Tuhan Yesus memberkati.(A27).
CP Konseling: 0811762709
Manser Sagala