Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family
Jumat, 22 Agustus 2025. Di tengah banyaknya goncangan yang melanda keluarga-keluarga Kristen, kita bersyukur masih ada janji Tuhan yang menjadi terang dan tuntunan hidup orang percaya. Firman Tuhan bukan hanya untuk diketahui, tetapi untuk dihidupi. Pengetahuan saja tidak cukup — firman itu harus dipraktekkan hingga menjadi bagian dari hidup kita, menjadi iman dan gaya hidup sehari-hari.
Yesus mengingatkan, hidup kita bukan hanya bergantung pada roti atau hal-hal lahiriah, tetapi pada firman yang keluar dari mulut Allah. Itulah sebabnya setiap pribadi, keluarga, dan gereja perlu menaruh firman Tuhan sebagai fondasi utama kehidupannya.
Firman Tuhan dalam Lukas 6:47–48 (TB) berkata:
“Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya — Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan. Ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.”
Yesus menggambarkan pelaku firman seperti seorang tukang yang menggali dalam-dalam untuk mendirikan rumah di atas batu. Menggali dalam berarti membangun iman yang kuat, tidak dangkal, dan tidak goyah. Fondasi ini berbicara tentang ketaatan penuh, kesetiaan, dan keberanian mempraktekkan firman Tuhan dalam kehidupan nyata.
Pertanyaan untuk direnungkan:
1. Siapakah yang disebut pelaku firman menurut ayat 47–48?
2. Apa artinya “menggali dalam-dalam” fondasi kehidupan rohani?
3. Sejauh mana kita perlu menggali iman kita dalam Tuhan?
4. Mengapa kedalaman fondasi iman begitu penting?
5. Apa yang terjadi dengan rumah (hidup) yang fondasinya kokoh saat badai datang?
6. Bagaimana cara memiliki rumah rohani yang kokoh?
Mari kita belajar menjadi pelaku firman, bukan hanya pendengar. Saat badai kehidupan datang, hanya orang yang membangun hidupnya di atas dasar firman Tuhan yang akan tetap berdiri teguh. Firman itu adalah batu karang yang kokoh, tempat kita berpijak dengan pasti. Selamat bersaat teduh. (A27)