Oleh: Pastor Dion Panomban
Komunitas Abba Home Family pada Sabtu, 13 Desember 2025 mengadakan saat teduh dengan fokus pembahasan mengenai pentingnya hidup di dalam Kristus dan menjaga hati dari setiap godaan duniawi. Dalam renungan tersebut ditegaskan bahwa kehidupan yang paling indah adalah ketika seseorang hidup dalam Kristus, dan Kristus hidup di dalam dirinya. Kehidupan demikian hanya mungkin terjadi jika seseorang memilih untuk mengasihi Tuhan dan sesama dalam tindakan nyata.
Renungan itu juga menyoroti bagaimana iblis berusaha menarik manusia keluar dari pola hidup Kristus. Aktivitas keagamaan, keterlibatan pelayanan, bahkan kegiatan gerejawi tidak menjamin seseorang benar-benar hidup dalam Kristus apabila masih dikuasai oleh keinginan daging, bukan kasih. Karena itu, jemaat diajak kembali memeriksa diri: “Masihkah kita berada di dalam Kristus?”
Pembacaan Alkitab diambil dari 1 Yohanes 5:17–21 yang menegaskan bahwa setiap kejahatan adalah dosa dan seluruh dunia berada dalam kuasa si jahat. Namun, mereka yang lahir dari Allah dilindungi oleh Kristus, sehingga si jahat tidak dapat menjamahnya. Melalui ayat 19–20, jemaat diingatkan bahwa Anak Allah datang untuk memberikan pengertian agar orang percaya mengenal kebenaran dan hidup dalam Dia yang adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.
Sebagai bagian dari perenungan, Abba Home Family mengajukan sejumlah pertanyaan untuk membantu jemaat memeriksa kondisi rohani masing-masing. Pertanyaan tersebut meliputi:
1. Mengapa kita harus waspada terhadap berhala? (1 Yohanes 5:21)
2. Apa yang dimaksud dengan berhala?
3. Apakah seseorang tanpa sadar memiliki berhala dalam hidupnya?
4. Apa makna 1 Yohanes 5:19–20 dalam kehidupan orang percaya?
5. Apa inti pesan yang ingin disampaikan Yohanes melalui ayat 18–19?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk menolong jemaat melihat area hidup yang berpotensi menjauhkan mereka dari Kristus dan kembali meneguhkan komitmen untuk tidak lagi hidup dalam daging.
“Setialah tinggal dalam Kristus, sebab hanya kasih-Nya yang menuntun kita berjalan dalam terang dan kebenaran sejati.”(A27).






