Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Family
Selasa, 21 Oktober 2025.
Mazmur 23:1–6 memberikan gambaran sederhana namun mendalam tentang bagaimana setiap orang percaya dapat mengalami berkat dan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Ketika kita menjadikan Kristus sebagai Gembala sejati, maka hidup kita dipenuhi dengan jaminan dan ketenangan:
* Tidak mengalami kekurangan,
* Dibariskan di padang rumput hijau,
* Dibawa ke air yang tenang,
* Jiwa disegarkan,
* Dituntun ke jalan yang benar,
* Diberi perlindungan oleh gada dan tongkat Sang Gembala,
* Tidak takut meski berada di lembah kekelaman,
* Menikmati persediaan Tuhan yang tidak pernah habis,
* Dan hidup disertai kebajikan serta kemurahan sepanjang waktu.
Rahasia dari semua berkat ini sesungguhnya sederhana:
kita harus rela menjadi domba, dan menjadikan Kristus satu-satunya Gembala jiwa kita.
Pembacaan Alkitab:
Yehezkiel 34:1–6 (TB)
Dalam bagian ini, Tuhan menegur keras para gembala Israel yang lalai dan lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menikmati hasil dari domba-dombanya, tetapi tidak menggembalakan dengan kasih. Yang lemah tidak dikuatkan, yang sakit tidak diobati, yang tersesat tidak dicari, dan yang hilang tidak dipulihkan. Akibatnya, domba-domba Tuhan tercerai-berai, tersesat, dan menjadi mangsa bagi binatang buas karena tidak ada gembala yang memelihara mereka.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa yang Tuhan katakan kepada Yehezkiel? (ay. 2)
→ Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk menegur gembala-gembala Israel yang hanya memikirkan diri sendiri.
2. Mengapa ada istilah gembala yang jahat? (ay. 2–6)
→ Karena mereka tidak menggembalakan dengan kasih dan tanggung jawab, melainkan mengambil keuntungan dari kawanan yang mereka pimpin.
3. Apa perbedaan antara gembala yang jahat dan gembala yang baik? (ay. 2–6)
→ Gembala yang baik melindungi, memberi makan, dan memulihkan domba-dombanya, sedangkan gembala yang jahat membiarkan mereka tersesat dan menderita.
4. Apa yang dialami oleh domba yang tidak digembalakan dengan baik? (ay. 3–6)
→ Mereka tercerai-berai, tersesat, lemah, dan menjadi santapan bagi musuh karena tidak ada yang menjaga dan mencari mereka.
Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik, yang rela memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Saat kita hidup dalam pimpinan-Nya, kita tidak akan kekurangan apa pun. Namun ketika kita menolak bimbingan-Nya, hidup akan terasa kosong dan tersesat. Karena itu, marilah kita selalu hidup dalam kawanan-Nya, mendengar suara-Nya, dan mengikuti tuntunan-Nya setiap hari.
Hanya di bawah pimpinan Sang Gembala Sejati, jiwa kita menemukan damai yang sejati.(A27)