Oleh: Pastor Dion Panomban dari Yodarnia
Saat Teduh Abba Home Family, Senin tanggal 10 November 2025
Menjadi murid Kristus bukan hanya soal belajar Firman, tetapi juga soal mengalami kesembuhan dan pemulihan hati.
Seseorang yang ingin memuridkan orang lain harus terlebih dahulu menjadi pribadi yang pulih dan dimerdekakan oleh kebenaran Kristus.
Sulit bagi seseorang membimbing orang lain jika dirinya sendiri belum sembuh dari luka batin, kekecewaan, atau dosa masa lalu.
Kisah para murid menggambarkan hal ini dengan jelas. Kleopas yang kembali ke Emaus tanpa mengenali Yesus, Petrus yang menyangkal Gurunya, dan Yudas yang menjual Yesus — semuanya menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya merdeka di dalam hati.
Mereka belajar dari Yesus bertahun-tahun, namun belum sungguh-sungguh mengenal siapa Dia. Mengapa? Karena hati mereka belum sepenuhnya disembuhkan dan dimerdekakan oleh kebenaran Allah.
Yesus berkata dalam Yohanes 8:31-32:
“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku; dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Melalui ayat ini, Yesus menegaskan bahwa kemerdekaan sejati hanya dapat diperoleh ketika kita hidup dalam Firman-Nya. Kebenaran bukan hanya untuk diketahui, tetapi untuk dihidupi. Saat kita taat dan berjalan dalam kehendak Bapa seperti Yesus, kita pun akan disertai oleh-Nya dalam setiap langkah kehidupan.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apa penyebab mereka tidak mengerti? (ay. 27-32)
2. Bagaimana Yesus berkenan kepada Bapa-Nya? (ay. 28-29)
3. Bagaimana caranya kita mengenali Yesus adalah Tuhan? (ay. 28)
4. Apa yang Yesus lakukan untuk disertai Bapa-Nya? (ay. 28-29)
5. Yesus sedang berbicara tentang apa sehingga mereka tidak mengerti? (ay. 27)
Murid sejati adalah mereka yang telah disembuhkan oleh kasih Kristus dan hidup dalam kebenaran-Nya. Hanya hati yang telah dimerdekakan oleh Firman yang mampu memuridkan dengan kasih dan ketulusan.
“Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” – Yohanes 8:32
Selamat bersaat teduh dari Gunung Nebo.
Ps. Dion Ponomban.(A27).