Oleh: Pdt Mis. Ev. Daniel Pardede, SH.MH
Dalam program Sarapan Pagi Kristen di kanal YouTube Prison Hospital Crusade Daniel Pardede Ministry, renungan hari ini mengangkat firman dari Matius 5:9, yang berbunyi:
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.”
Renungan ini menyoroti pesan penting dari Yesus dalam Khotbah di Bukit, khususnya ucapan bahagia ketujuh yang mengajarkan umat percaya untuk menjadi pembawa damai di tengah dunia yang penuh pertikaian.
Yesus, Raja Damai yang Dijanjikan
Firman Tuhan melalui nabi Yesaya 9:5 menegaskan bahwa damai berasal dari surga dan hanya dimiliki oleh Allah Sang Pencipta. Dalam nubuat itu disebutkan:
>Seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita; lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”
Yesus Kristus adalah Raja Damai itu. Setiap orang yang percaya dan setia mengikuti-Nya sampai akhir akan menjadi pembawa damai yang sejati — disebut sebagai anak-anak Allah yang hidup.
Sebagai anak-anak Allah, umat percaya dipanggil untuk mencerminkan sifat Bapa di surga: penuh kasih, sabar, dan membawa damai, bukan pertikaian.
Jangan Jadi Batu Sandungan
Renungan ini juga mengingatkan agar umat Tuhan tidak menjadi batu sandungan bagi sesama orang percaya. Tindakan dan sikap yang menimbulkan perpecahan, kebencian, dan permusuhan adalah lawan dari karakter anak-anak Allah.
Beberapa hal yang harus dihindari antara lain:
* percekcokan,
* perselisihan,
* perkelahian,
* persekongkolan,
* permufakatan jahat,
* penganiayaan,
* penjoliman,
* penistaan
* kesaksian palsu
* penghinaan dan penghujatan.
Segala bentuk perilaku yang mencemari iman dan menimbulkan perpecahan harus dijauhkan. Sebaliknya, setiap orang percaya harus menjadi sumber kedamaian, pengampunan, dan kasih — seperti Kristus yang adalah Raja Damai.
Hidup sebagai pembawa damai bukan sekadar pilihan, melainkan panggilan ilahi bagi setiap orang yang telah ditebus oleh darah Kristus. Di dunia yang sering dikuasai kebencian, fitnah, dan iri hati, hanya mereka yang membawa damai yang akan disebut anak-anak Allah.
Karena di setiap langkah orang yang membawa damai, di sanalah wajah Allah dinyatakan.
Shalom dan tetaplah menjadi pembawa damai di mana pun Tuhan menempatkanmu.(A27).