Jakarta, Sinata.id – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, bongkar dugaan permainan cukai rokok palsu, usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan pada Senin (15/9/2025).
Purbaya mengakui bahwa kabar tersebut sudah sampai ke telinganya. Namun, ia menegaskan pemerintah belum akan berspekulasi sebelum bukti di lapangan diperoleh.
“Nanti saya lihat lagi. Saya belum menganalisis mendalam, seperti apa sih cukai rokok itu, katanya ada yang main-main. Di mana main-mainnya?” ujarnya.
Purbaya menuturkan, fokus utama kajian bukan sekadar memburu oknum, tetapi menghitung potensi pendapatan negara jika kebocoran dari cukai palsu berhasil ditutup.
“Misalnya, kalau saya bisa beresin dan hilangkan cukai-cukai palsu, berapa pendapatannya? Dari situ kan saya bergerak ke depan seperti apa,” tambah mantan Kepala LPS itu.
Ia juga menekankan bahwa keputusan lanjutan sangat bergantung pada temuan di lapangan. “Tergantung hasil studi dan analisa yang kita dapat dari lapangan,” tegasnya.
Isu cukai hasil tembakau (CHT) rupanya tidak hanya menjadi perhatian Kementerian Keuangan. Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada 10 September 2025, anggota DPR Harris Turino mengingatkan pemerintah agar berhati-hati. Menurutnya, kenaikan tarif cukai yang terlalu agresif bisa menekan pabrik-pabrik besar seperti Gudang Garam dan berdampak pada ribuan tenaga kerja.
Harris mengusulkan langkah yang lebih tepat sasaran: memperkuat pengawasan terhadap peredaran rokok ilegal. “Dengan begitu, penerimaan negara bisa meningkat tanpa harus terus-menerus menaikkan tarif cukai,” kata Harris.
Kasus ini menyentuh tiga kepentingan besar, yakni pendapatan negara, kelangsungan industri tembakau, dan nasib pekerja.
Dugaan adanya permainan cukai mengingatkan publik pada persoalan lama: praktik ilegal yang kerap merugikan keuangan negara. (A46 | Viva | TV1)