Sinata.id
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
  • INDEKS
  • Headline
  • News
  • Trending
  • Regional
  • Nasional
  • Bisnis
  • Sports
  • Entertainment
  • Teknologi
  • Wisata
  • Religi

Minggu Akhir Tahun Gerejawi: Mengingat Kematian, Menghayati Hidup Dalam Kristus

Editor: Ferry SP Sinamo
23 November 2025 | 07:30 WIB
Rubrik: Religi
pdt. lukman pasaribu, m.th.

Pdt. Lukman Pasaribu, M.Th.

ADVERTISEMENT

Oleh: Pdt Lukman Pasaribu, M.Th.

Gereja-gereja di berbagai denominasi hari ini memperingati Minggu Akhir Tahun Gerejawi, sebuah momentum penting dalam kalender liturgi yang telah berakar dalam sejarah gereja sejak awal abad ke-19. Dalam ibadah khusus ini, nama-nama jemaat yang meninggal sepanjang tahun dibacakan sebagai bagian dari refleksi iman dan penghayatan terhadap pengharapan kebangkitan.

Setiap gereja memiliki tata ibadah yang berbeda. Sebagian menyusun liturgi bernuansa eskatologis dari awal hingga akhir, sementara lainnya menempatkan pembacaan nama-nama jemaat yang meninggal setelah warta jemaat. Di beberapa denominasi, teologi kematian bahkan dibacakan sesuai rumusan pengakuan iman masing-masing, menegaskan nilai spiritual dari momen tersebut.

*Akar Tradisi yang Panjang dari Jerman*

Minggu Akhir Tahun Gerejawi bukanlah sekadar liturgi, tetapi tradisi historis. Pada tahun 1816, Raja Friedrich Wilhelm III dari Prusia menetapkan Minggu terakhir sebelum Adven sebagai Totensonntag—hari mengenang orang yang meninggal.

Tradisi ini awalnya dirayakan oleh Gereja Protestan Prusia, kemudian menyebar ke gereja-gereja Lutheran dan Reform di seluruh Jerman.

Tujuannya jelas: gereja memberi ruang khusus bagi umat untuk mengenang saudara-saudara seiman yang telah meninggal dan meneguhkan pengharapan akan kebangkitan.

Ketika tradisi ini dibawa ke Nusantara oleh para misionaris RMG (Rheinische Mission Gesellschaft), istilah Totensonntag tidak digunakan.

Gereja-gereja di Indonesia lebih mengenalnya sebagai Minggu Akhir Tahun Gerejawi atau Minggu Peringatan Orang Meninggal.

Momen ini sekaligus menjadi transisi menuju Tahun Baru Gerejawi, memasuki Minggu Adven.

*Makna Teologis dan Pastoral Bagi Jemaat*

Pdt. Lukman Pasaribu menjelaskan sejumlah makna penting dari perayaan ini:

*1. Tubuh Kristus Tidak Terputus oleh Kematian*

Pembacaan nama-nama jemaat yang meninggal bukan untuk membangkitkan duka, tetapi sebagai pengakuan bahwa tubuh Kristus tidak pernah diputuskan oleh kematian.

Momen ini menyentuh sisi sosial dan spiritual jemaat, mengingatkan bahwa persekutuan orang percaya melampaui batas kehidupan duniawi.

*2. Deklarasi Iman Gereja Secara Komunal*

Secara teologis, pembacaan nama-nama itu adalah deklarasi iman bersama bahwa kematian bukanlah akhir.

Gereja menegaskan kembali janji Kristus: “Akulah kebangkitan dan hidup.” Mereka yang telah pergi tidak hilang, melainkan hidup dalam pelukan kekekalan bersama Sang Penebus.

*3. Dimensi Pastoral yang Menguatkan Keluarga Berduka*

Bagi banyak keluarga, kehilangan tidak mudah. Ada yang meratap, menangis, bahkan menyimpan dukacita bertahun-tahun.

Gereja hadir sebagai pelukan spiritual yang menguatkan mereka, memberikan ruang penyembuhan dan penghiburan.

Litani pembacaan nama menjadi tanda bahwa air mata keluarga tidak pernah berjalan sendirian—gereja memikulnya bersama.

*4. Pengingat Bagi Jemaat yang Masih Hidup*

Pembacaan nama-nama itu juga menjadi pesan lembut bagi jemaat yang hidup: bahwa dunia ini fana, dan kehidupan harus dijalani dengan kasih, pelayanan, kesetiaan, serta pengharapan yang teguh. Nilai-nilai rohani yang diwariskan mereka yang telah mendahului harus diteruskan dalam kehidupan jemaat saat ini.

*5. Gereja Sebagai Persekutuan Lintas Generasi*

Perayaan ini mengingatkan bahwa gereja adalah persekutuan orang-orang yang pernah hidup, yang sedang hidup, dan yang kelak akan hidup dalam Kristus.

Hidup, mati, dan kebangkitan berada di bawah pemerintahan Kristus Sang Raja. Di penghujung Tahun Gerejawi ini, gereja menegaskan bahwa seluruh sejarah bermuara kepada Kristus, Sang Alfa dan Omega.

*MEMENTO MORI* — Ingatlah hari kematianmu, agar engkau hidup dengan benar.

Dalam Kristus, kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju hidup yang kekal. Kiranya umat memasuki Tahun Gerejawi yang baru dengan hati yang tertata, iman yang teguh, dan pengharapan yang berakar pada Kristus, Raja atas seluruh sejarah.(A27).

Berita Terkait

pdt. mis. ev. daniel pardede, sh., mh.
Religi

Tanpa Mengampuni, Doa Tak Akan Diampuni

Editor: Ferry SP Sinamo
23 November 2025 | 05:00 WIB

Oleh: Pdt Mis Ev. Daniel Pardede,SH.MH Renungan “Sarapan Pagi Kristen” kembali mengingatkan umat Tuhan mengenai pentingnya hidup dalam pengampunan. Mengutip...

Baca SelengkapnyaDetails
pdt. manser sagala, m.th
Religi

Rahasia Mengenal Tuhan Lebih Dalam: Langkah Alkitabiah untuk Mengalami Hidup yang Diperbarui

Editor: Ferry SP Sinamo
23 November 2025 | 04:53 WIB

Oleh: Pdt Manser Sagala, M.Th Kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih dalam merupakan panggilan rohani setiap orang percaya. Dalam sebuah pesan...

Baca SelengkapnyaDetails
pdt. manser sagala.
Religi

Kunci Hidup Kekal, Pertumbuhan Rohani, dan Ketaatan Sejati

Editor: Ferry SP Sinamo
22 November 2025 | 05:54 WIB

Mengapa Kita Perlu Mengenal Tuhan Yesus Lebih Dalam? Kunci Hidup Kekal, Pertumbuhan Rohani, dan Ketaatan Sejati Oleh: Pdt Manser Sagala,...

Baca SelengkapnyaDetails
pdt. mis. ev. daniel pardede, sh., mh.
Religi

El Khay — Allah Yang Hidup yang Menjawab Seruan Umat-Nya

Editor: Ferry SP Sinamo
22 November 2025 | 05:52 WIB

Oleh: Pdt Mis Ev Daniel,SH.MH Mazmur 42:3 (El Khay) "Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup (El Khay). Bilakah...

Baca SelengkapnyaDetails
gerakan green islam sering disebut eco islam atau islam hijau, merupakan sebuah pendekatan religius yang menggabungkan ajaran islam dengan gerakan pelestarian lingkungan.
Religi

Gerakan Green Islam

Editor: Gunawan Purba
21 November 2025 | 06:30 WIB

Oleh Doni Arief MA (Dosen STAI Samora) Gerakan Green Islam sering disebut Eco Islam atau Islam Hijau, merupakan sebuah pendekatan...

Baca SelengkapnyaDetails

Berita Terbaru

Religi

Minggu Akhir Tahun Gerejawi: Mengingat Kematian, Menghayati Hidup Dalam Kristus

23 November 2025 | 07:30 WIB
Religi

Tanpa Mengampuni, Doa Tak Akan Diampuni

23 November 2025 | 05:00 WIB
Religi

Rahasia Mengenal Tuhan Lebih Dalam: Langkah Alkitabiah untuk Mengalami Hidup yang Diperbarui

23 November 2025 | 04:53 WIB
Nasional

Prabowo–Dasco Gelar Pertemuan Maraton, Sinkronkan Langkah Hadapi Persoalan Hukum

23 November 2025 | 01:40 WIB
Dunia

Bangladesh Diguncang Gempa, Kemlu Pastikan Seluruh WNI Selamat

23 November 2025 | 01:29 WIB
Bola

PSIM Taklukkan Bhayangkara 1-0, Cahya Supriadi Jadi Tembok Kokoh di Sultan Agung

23 November 2025 | 01:15 WIB
Dunia

Wapres Gibran Soroti Risiko Kripto dan Ajak G20 Buka Dialog Baru soal ‘Economic Intelligence’

23 November 2025 | 00:50 WIB
Dunia

Trump Ancam Hukuman Mati untuk Legislator Demokrat

23 November 2025 | 00:40 WIB
News

Begal Modus Asmara di Jatiasih Viral, Lima Pelaku Ditangkap Polda Metro Jaya

23 November 2025 | 00:15 WIB
Wisata

Festival Belanja Nasional BINA 2025 Siap Gairahkan Ekonomi dan Pariwisata

22 November 2025 | 23:53 WIB
Pematangsiantar

Tidak Dapat BLT Viral di FB, Mediasi Darma Munthe dengan Dinsos P3A Siantar Digelar

22 November 2025 | 23:36 WIB
News

Pelaku Spesialis Curanmor Diciduk di Medan Timur, Polisi Ungkap Sudah Tiga Kali Beraksi

22 November 2025 | 23:01 WIB
  • Indeks
  • Pedoman
  • Privacy
  • Redaksi
  • ToS
  • News Map
  • Site Map
Seedbacklink

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com