“Mobil terseret kurang lebih satu kilometer sebelum kereta benar-benar berhenti total,” jelas Robertus.
Masinis Sudah Berupaya Rem
Petugas KAI, Susandi, yang berada di lokasi, menjelaskan bahwa masinis sudah berusaha menghentikan kereta saat melihat mobil mencoba melintas.
“Masinis langsung tarik rem begitu lihat mobil di depan, tapi jaraknya terlalu dekat. Kereta nggak bisa langsung berhenti. Tetap terseret,” ujarnya.
Menurut keterangan resmi, jarak pandang masinis di area tersebut memang terbatas karena posisi gang yang sedikit menurun dan tertutup semak-semak di tepi jalur rel.
Sementara itu, usai kejadian, puluhan warga berkumpul di lokasi dan meluapkan keprihatinan mereka.
Berita Lain: Bahlil: Saya Sudah Biasa Dihina Sejak Kecil
Mereka menuntut agar pemerintah segera memasang palang pintu atau sistem peringatan otomatis di perlintasan itu.
Sebab, ini bukan kali pertama tragedi terjadi di jalur tersebut.
“Sudah sering hampir kecelakaan di sini, bang. Tapi kali ini paling parah,” kata warga lain, Rudi (40), dengan nada geram.
Ia menambahkan, selama ini warga hanya mengandalkan saling teriak jika ada kereta lewat.
Polisi Selidiki Penyebab
Petugas Satlantas Polresta Deliserdang telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa sejumlah saksi, termasuk masinis kereta dan warga sekitar.
Dugaan sementara mengarah pada kelalaian pengguna jalan di perlintasan tanpa palang pintu, namun polisi juga menyoroti minimnya fasilitas keselamatan di jalur tersebut.
Sementara itu, jenazah Janri Sagala telah dibawa ke RSU Deliserdang untuk keperluan autopsi sebelum diserahkan kepada pihak keluarga. [sinata/sn8]