Sinata.id – Ketenangan sore di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, mendadak berubah jadi bencana. Ratusan santri yang tengah melaksanakan salat berjemaah dikejutkan suara gemuruh keras. Dalam hitungan detik, musala di Sidoarjo yang mereka tempati ambruk pada Senin (29/9/2025) sore pukul 15.30 WIB.
Tak semua santri berhasil menyelamatkan diri. Sejumlah besar masih terjebak di bawah puing beton karena tak sempat keluar ketika bangunan roboh.
Wahid, salah seorang santri yang selamat, menuturkan musala sempat bergoyang sebelum akhirnya runtuh.
“Waktu rakaat kedua, bagian ujung bangunan runtuh duluan. Lalu merembet ke bagian lain. Banyak teman-teman yang tidak sempat lari,” ujarnya.
Wahid mengaku hanya bisa berteriak menyuruh kawan-kawannya untuk keluar.
Namun, sebagian jamaah tetap berada di dalam karena runtuhan datang terlalu cepat.
Baca Juga: Horor Musala Ambruk di Sidoarjo, Santri Berlari Panik, Sebagian Masih Terjebak di Puing
Suara Tangisan dari Balik Reruntuhan
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menegaskan masih terdengar tangisan santri dari balik puing.
“Kami belum bisa memastikan jumlah korban. Tapi jelas ada suara-suara yang minta tolong,” katanya.
Proses evakuasi dilakukan sangat hati-hati.
Tim penyelamat menghindari penggunaan alat berat untuk mengurangi risiko runtuhan susulan.
Baca Juga: Detik-Detik Musala Pesantren Sidoarjo Runtuh, Suara Tangisan Korban Terdengar dari Reruntuhan
Pengecoran Diduga Jadi Pemicu
Pengasuh Ponpes Al-Khoziny, KH Abdus Salam Mujib, menjelaskan musala yang roboh itu sebenarnya baru tahap akhir pembangunan.
“Sudah sembilan bulan pengerjaan. Hari ini pengecoran terakhir di bagian dek atas. Tiba-tiba jebol,” tuturnya.
Abdus menambahkan, pekerja sudah mulai menuang cor sejak pagi.
Tidak ada tanda-tanda kerusakan sebelumnya, sampai akhirnya runtuh di tengah jamaah salat.
Baca Juga: Musala Ponpes Ambruk Saat Salat Berjamaah, Ratusan Santri di Sidoarjo Panik Berhamburan
Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Ambulans hilir mudik membawa korban luka ke RSUD Sidoarjo, RS Delta Surya, dan RS Siti Hajr.
Data sementara menyebutkan sudah ada beberapa korban berhasil diselamatkan, namun jumlah pasti masih belum bisa dipastikan.
“Sebagian sudah keluar dengan luka-luka. Tapi banyak yang tidak sempat keluar ketika bangunan roboh,” kata seorang relawan di lokasi.
Warga Kaget, Dikira Gempa
Munir, Ketua RT setempat, mengaku sempat menduga getaran berasal dari gempa bumi.
“Suara ledakan keras, tanah bergetar. Ternyata musala pesantren roboh. Banyak santri masih di dalam,” ucapnya.
Ratusan petugas gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, hingga relawan terus berupaya membuka jalur masuk.
Setiap suara dari dalam puing jadi tanda masih ada nyawa yang bisa diselamatkan.
“Kami tidak akan berhenti sampai semua korban ditemukan,” tegas Nanang. (A46)
sumber: detikcom