Crime Story, Sinata.id – Kasus pembunuh berantai Oki di Los Angeles menggemparkan dunia. Dari gudang penyimpanan bau busuk hingga perburuan Interpol di Jakarta, kisah kriminal ini disebut sekelas legenda seperti Slamet Gundul dan Mat Peci.
Seorang warga Los Angeles, yang namanya tak pernah diketahui hingga kini, tak pernah menyangka lelang gudang murah yang ia menangkan bakal menyeretnya ke dalam kisah kriminal paling menyeramkan.
Saat membuka pintu rolling U-Haul Self Storage di Parthenia Street, bau busuk menyergap hidungnya. Dari pojok gudang, sebuah boks besar memancarkan aroma kematian. Dengan tangan gemetar, pria itu lalu membongkar bungkusan plastik berlapis-lapis, dan terkejut, di dalamnya teronggok mayat manusia.
Kepanikan merebak. Polisi Los Angeles (LAPD) segera turun tangan, dan penyelidikan menguak dua boks serupa. Ketiganya berisi jasad manusia membusuk.
Jejak pertama mengarah ke cek Bank Bumi Daya asal Indonesia atas nama Sekartini, alamat Jakarta, yang digunakan untuk menyewa gudang.
Nama penyewa lain, Triharto Darmawan, ternyata adik kandung seorang pria bernama Harnoko Dewantoro alias Oki.
Baca Juga: Mat Peci, Dari Putus Cinta Jadi Begal Legendaris Paling Ditakuti
Dari Bisnis Laundry ke Pembunuhan Brutal
Oki, pria asal Jakarta kelahiran 1964, pernah tinggal di Kansas dan Pennsylvania sebelum bermukim di Los Angeles.
Hidupnya tampak normal, sampai bisnis laundry yang ia dirikan pada 1990 berujung utang piutang dengan pengusaha Suresh Mirchandani.
Pada 19 Agustus 1991, saat bertemu Suresh, emosi Oki meledak.
Dalam mobil BMW miliknya, ia menarik pistol dan menembak dada Suresh.
Demi menghilangkan jejak, Oki memotong tangan korban, membungkusnya dalam plastik, dan menyembunyikannya di berbagai gudang penyimpanan.
Tak berhenti di situ, Oki juga menipu Gina Sutan Aswar, putri tokoh pendiri Angkatan Udara Republik Indonesia.
Setelah bisnis real estate gagal dan tuntutan pengembalian uang tak berujung, Oki memukul kepala Gina dengan kunci Inggris hingga tewas.
Jenazahnya pun berakhir di boks penyimpanan yang sama.
Korban ketiga jauh lebih tragis, Triharto Darmawan, adik Oki sendiri.
Dalam pertengkaran sengit terkait bisnis, Oki menghantam kepala adiknya dengan palu besar.
Seolah kesetanan, ia memukul berulang kali hingga Eri tak bernyawa.
Semua jasad akhirnya terkumpul di gudang Northridge, menunggu ditemukan bertahun-tahun kemudian.
Perburuan Dari Los Angeles ke Jakarta
LAPD kebingungan. Nama Oki hilang dari Los Angeles sejak Februari 1993.
Diduga ia kabur ke Indonesia dengan identitas palsu.
Interpol pun turun tangan, bekerja sama dengan Mabes Polri.
Dua detektif LAPD, Ted Ball dan Ed Ramirez, terbang ke Jakarta membawa bukti cek bank, paspor palsu, dan data gudang.
Pada 3 Januari 1995, di sebuah rumah keluarga di Jakarta, Oki diringkus tanpa perlawanan. Awalnya, ia hanya dijerat pemalsuan identitas.
Namun interogasi panjang mengungkap kengerian, dialah dalang di balik tiga pembunuhan brutal itu.
Kasus ini segera menghiasi halaman utama media Indonesia dan Amerika, mengingatkan publik pada kisah kriminal legendaris seperti kasus slamet gundul di tanah air yang dulu juga menggemparkan.
Hukuman Mati
Juni 1996, sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat digelar. Meski sempat menyangkal membunuh dua korban pertama, pengakuannya terhadap pembunuhan Eri, adiknya, membuat hakim tak ragu menjatuhkan vonis mati.
Beberapa kali Oki mengajukan grasi, bahkan saat era Presiden Megawati, namun selalu ditolak.
Hingga kini, kisahnya dikenang sebagai peringatan bahwa dendam, keserakahan, dan keputusasaan bisa mengubah siapa pun menjadi monster. (A46|detikCom)