Sinata.id – Ballon d’Or 2025 menjanjikan drama besar bagi panggung sepak bola dunia. Trofi emas paling bergengsi itu kembali jadi tolok ukur kejayaan, menilai performa pemain dari 1 Agustus 2024 hingga 13 Juli 2025, periode yang penuh gejolak, termasuk gelaran Piala Dunia Antarklub.
Di antara deretan nama top seperti Mohamed Salah, Kylian Mbappé, Raphinha, dan Lamine Yamal, satu sosok tiba-tiba berdiri di garis depan, Ousmane Dembélé.
Winger Paris Saint-Germain ini tidak lagi hanya “kilatan petir” di sisi lapangan, telah menjelma menjadi pusat gravitasi permainan PSG dan favorit terkuat untuk menyabet Ballon d’Or.
Treble Bersejarah PSG dan Peran Sentral Dembélé
Musim 2024/2025 adalah milik PSG. Mereka menyapu bersih Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions. Dominasi itu mencapai klimaks di final Liga Champions, ketika Les Parisiens menghantam Inter Milan dengan skor telak 5-0.
Dembélé menjadi maestro dalam pesta itu, dua assist pentingnya tak hanya memecah pertahanan lawan, tetapi juga mencatat sejarah. Sejak Marcelo pada 2018, belum ada lagi pemain yang mampu memberi dua assist di final kompetisi paling elit Eropa.
Di semua kompetisi, Dembélé membukukan 33 gol dan 13 assist. Lonjakan performanya mulai Januari 2025 begitu tajam, 25 gol dan 8 assist hanya dalam 29 pertandingan. Dengan 14 keterlibatan gol di Liga Champions, ia memecahkan rekor PSG, mengangkat namanya ke strata pemain paling menentukan sepanjang sejarah klub Prancis tersebut.
Dominasi di Ligue 1
Liga domestik menjadi panggung tambahan bagi kebintangannya.
Dengan 21 gol dan 7 assist, Dembélé menutup musim sebagai pemain paling produktif Ligue 1.
Tak sekadar mengandalkan kecepatannya, ia menunjukkan kematangan visi bermain dan kecerdikan mengeksekusi peluang, transformasi dari winger flamboyan menjadi pemimpin lini serang.
Rivalitas Ketat: Salah, Raphinha, Yamal, dan Mbappé
Namun, jalan menuju Ballon d’Or tidak mulus.
Mohamed Salah tampil buas dengan 57 kontribusi gol, tertinggi di Eropa.
Raphinha bersama Barcelona juga mengemas 56 kontribusi gol, memperlihatkan konsistensi dan daya pengaruh.
Wonderkid Lamine Yamal, meski lebih muda, mengukir 39 kontribusi gol dan 244 dribel sukses, mengisyaratkan generasi baru siap merebut panggung.
Di sisi lain, Kylian Mbappé, rekan setim sekaligus rival, dengan 43 gol di semua ajang malah memberi dukungan tulus. “Jika terserah saya, saya akan mengantarnya langsung ke rumahnya,” ujarnya, menegaskan respek dan pengakuan bahwa Dembélé pantas di puncak.
Analisis Kritis
Mengulas performa Dembélé, tak sekadar statistik yang memukau. Ia mengubah persepsi tentang dirinya, dari pemain rentan cedera dan inkonsisten menjadi bintang besar yang menentukan laga-laga terbesar.
Ballon d’Or sering kali menilai bukan hanya angka, tetapi momen-momen yang mendefinisikan musim.
Apakah 2025 akan menjadi tahunnya?
Jika trofi itu jatuh ke tangan Dembélé, ini bukan sekadar penghargaan pribadi, melainkan simbol kebangkitan karier dan bukti bahwa kegigihan mampu mengubah penilaian publik.
Persaingan ketat akan tetap berlangsung hingga detik terakhir. (A46)