Pematangsiantar, Sinata.id – Keceriaan yang ditawarkan kereta hias odong-odong beroperasi dengan musik house atau keras yang ditumpangi anak-anak di Pematangsiantar ternyata menyimpan dampak yang serius, mulai dari kesehatan fisik sampai psikologis anak.
Dampak Serius Odong-odong Bagi Psikologis Anak
Dampak tersebut pun menambah deretan persoalan atas kehadiran odong-odong yang kerap mengganggu kelancaran lalu lintas dan kenyamanan masyarakat. Merespons hal ini publik mendesak agar wahana hiburan disingkirkan, sebagian lainnya meminta diatur supaya tidak mengganggu kenyamanan.
Lantas bagaimana bisa paparan musik keras berdampak serius bagi anak-anak? Menurut Psikolog Christina Oktavia Hasibuan, anak yang terbiasa mendengarkan musik keras bisa mengalami gangguan pendengaran, kesulitan berkonsentrasi pada suara pelan, dan berisiko mengalami kerusakan pada sel dan saraf pendengaran.
Menurutnya, dari efek ini bisa terlihat dari menurunnya kualitas tidur, konsentrasi di sekolah, minat belajar, tingkat stres, hingga tekanan darah anak.
“Musik memang bisa meningkatkan suasana hati, namun pemilihan jenis musik sangat penting, terutama bagi anak-anak. Musik yang ideal untuk anak adalah yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan pengalaman sehari-hari mereka. Sebaliknya, musik bising dengan lirik dewasa dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan psikologis anak,” ujar dia dihubungi Sinata.id, Kamis, 10 April 2025.
Dijelaskannya, selain paparan musik yang bising, lirik yang tidak sesuai untuk anak juga dapat berdampak buruk, karena tidak sesuai dengan kondisi emosional, intelektual dan penguasaan bahasa. Dalam hal ini anak dipaksa menghayati emosi yang belum dikenalnya dan dapat merusak pola pikirnya.
“Hal ini sejalan dengan penelitian yang diterbitkan jurnal Scientific Reports, mereka melaporkan anak yang terbiasa mendengar musik bising mengalami kerusakan pendengaran awal (merusak sel-sel kecil di dalam telinga), bahkan merusak saraf pendengaran yang membawa sinyal dari sel-sel rambut ke otak,” imbuhnya.
Tak cuma anak, bagi siapapun yang mendengarkan musik terlalu keras bisa mendengarkan dengungan beberapa saat setelah musik selesai, tetapi hal tersebut bisa menjadi indikator awal dari kerusakan pendengaran akibat kebisingan.
“Sebaliknya, musik yang menenangkan bisa menjadi media terapi kesehatan fisik dan mental, karena mendatangkan pencerahan dan membangun keimanan,” ujarnya. (*)