Sinata.id – Pasar kripto mengalami penurunan signifikan setelah likuidasi besar senilai US$19 miliar dipicu oleh ketegangan geopolitik AS-China. Bitcoin dan Ether anjlok tajam, sementara investor menarik dana besar dari ETF kripto.
Gempa pasar kripto mengguncang dunia investasi setelah gelombang likuidasi besar-besaran yang menghantam pada akhir pekan lalu. Pada Selasa pagi (14/10/2025), Bitcoin, raja aset digital, anjlok hampir 3 persen, menyentuh sekitar US$112.500. Sementara itu, Ether mengalami kejatuhan tajam lebih dari 5 persen, bertahan di kisaran US$4.000.
Krisis ini berawal dari ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat. Tindakan China membatasi aktivitas bisnis Hanwha Ocean Co., raksasa industri pelayaran Korea Selatan milik Amerika, sebagai balasan atas langkah keras Amerika terhadap sektor pelayaran China, memicu gejolak di pasar.
Baca Juga: Gelembung AI dan Tarif China Membayangi Ekonomi Dunia
Kepanikan memuncak sejak 10 Oktober, saat penjualan besar-besaran terjadi akibat ancaman Presiden Donald Trump yang melayangkan tarif baru kepada China sebagai reaksi terhadap kontrol ekspor yang diperketat. Akibatnya, sekitar US$19 miliar posisi kripto dengan leverage tinggi langsung terlikuidasi, mengguncang pasar secara drastis.
Meskipun pada hari Senin ada pemulihan singkat yang berhasil memangkas kerugian, mayoritas mata uang kripto utama kembali melemah pada Selasa. Sentimen investor terus tertekan, terlihat dari penarikan dana senilai US$756 juta dari ETF Bitcoin dan Ether di Amerika Serikat, tanda jelas kegelisahan para trader.
Glassnode, firma analitik terkemuka, mengomentari kondisi pasar saat ini sebagai fase konsolidasi. Mereka menyebut bahwa dengan kehati-hatian yang meningkat, investor mulai melakukan pengambilan risiko yang lebih selektif, diiringi upaya pemulihan kepercayaan secara perlahan baik di pasar spot maupun derivatif. [zainal/a46]